sorry for typo,
and happy reading!•
Ceklek!
Pintu kamar bernomor 31 itu terbuka, sosok lelaki bertubuh tinggi tegap masuk ke dalam. Perlahan dia menutup kembali pintu nyaris tak bersuara. Tak ingin menimbulkan suara sekecil apapun, walau tahu sosok lain di dalam ruangan itu tidak akan terbangun juga.
Lelaki berjubah dokter dengan name tag Park Sunghoon itu berjalan pelan mendekat ke arah ranjang pasien. Menatap lembut pada si pasien yang tengah terbaring lelap.
"Hai, Jakey."
Sunghoon menyapa pelan. Lalu duduk di kursi samping ranjang pasien.
"Masih belum mau bangun juga, hm?"
Sosok yang dipanggil 'Jakey', bernama lengkap Jake Shim. Lelaki berusia 21 tahun yang telah menjadi pasien Sunghoon sejak tujuh bulan lalu, dimana dia mengalami koma akibat kecelakaan yang dialaminya. Selama tujuh bulan itu juga hidupnya bergantung pada alat-alat penunjang kehidupan yang terpasang pada tubuhnya.
Tangan Sunghoon terulur untuk mengelus pelipis Jake yang terdapat bekas luka yang mulai sembuh. Tak hanya di pelipis, luka-luka lain di tubuh Jake pun ikut menyembuh. Hanya saja dia masih belum sadar dari koma karena luka benturan di bagian dalam kepalanya.
"Setelah lima tahun tidak bertemu, bukankah tidak adil jika hanya aku yang melihatmu? Sedangkan kau sama sekali belum melihatku."
Lima tahun yang lalu, Sunghoon dan Jake adalah teman satu sekolah. Mereka berpisah setelah lulus, dan tidak saling bertemu lagi.
Sebenarnya selain teman sekolah, Jake juga adalah cinta pertama Sunghoon. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya dia kembali bertemu dengan cinta pertamanya. Meski begitu, Sunghoon tidak bahagia bila bertemu Jake dalam keadaan menyedihkan seperti ini.
"Kapan kau akan bangun? Lihatlah, luka-luka di tubuhmu sudah mulai sembuh."
Sunghoon mengelus surai cokelat Jake. Baru akhir-akhir ini dia berani menyentuh si pemuda Shim selain ketika mengobati luka dan memeriksa perkembangan kesehatannya.
"Aku penasaran, saat kau sadar nanti, apakah kau masih mengingatku atau tidak."
Semasa sekolah dulu, Jake adalah pribadi yang periang dan ramah. Temannya pun banyak sekali, dari yang se-angkatan hingga senior junior. Maka dari itu Sunghoon skeptis apakah Jake masih mengingatnya. Apalagi dulu mereka hanya teman biasa yang tidak terlalu akrab.
"Apa kau tahu, orang-orang di rumah sakit ini mulai menjulukimu Sleeping Beauty."
Sunghoon tersenyum kecil. Membayangkan Jake yang merengut kesal, tidak terima disamakan dengan salah satu tokoh Disney princess itu.
"Jangan salahkan mereka bila mereka memanggilmu Sleeping Beauty. Lihatlah, wajahmu manis dan kau juga tertidur selama tujuh bulan."
Diraihnya tangan Jake, membawa jemari yang sedikit pucat itu ke dalam genggaman hangatnya.
"Oh ya, maaf seharian ini aku hanya mengunjungimu satu kali. Ada sedikit masalah saat aku membantu operasi bersama Dokter Song tadi."
Sunghoon mulai menjalankan rutinitasnya selama tujuh bulan ini. Diam-diam datang ke ruang inap Jake pukul tengah malam, menyapa pemuda manis itu, lalu menceritakan apa saja yang terjadi hari ini. Walau tidak ada balasan, dia tetap melakukan itu karena merasa nyaman.
Tidak ada yang tahu hal ini, termasuk keluarga Jake sendiri. Semua orang tahu bahwa Jake berasal dari keluarga pengusaha sukses. Yang tentunya orang tuanya sibuk sehingga tidak dapat menemani sang anak setiap hari di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is sungjake
Fiksi Penggemarlet me tell u about sunghoon and his jake. [ sungjake one-shot story compilation ] warn! • bxb/homo/gay/bl✔ • any mature content✔ • typo(s)✔ written in bahasa © 2021 by aylebee