Atasan si Hwang!!!

1.5K 163 19
                                    

Note: kata Atasan dalam judul mengandung dua arti

Kita mulai~


Sekarang sedang musim dingin di Korea, ibu kota pun tak jauh beda dari bagian Asia yang lainnya saat ketika salju turun melanda kota.

Hyunjin yang notabene sudah sampai apartemennya membuka jaket dan menyeduh kopi, tapi tak kunjung jadi karena mendapat panggilan dari atasannya di kantor kerja.

Felix Lee. Pemuda juga tapi sepantaran Hyunjin.

Mobil yang dikendarai pun melaju ke arah klub mahal kelas kakap dikawasan gangnam. Demi menjemput Felix selaku atasan yang menelpon Hyunjin ketika mabuk dan meminta di jemput pulang.

Setelah sampai pun, Hyunjin lekas bergegas. Angin dingin terus bertiup hingga membuat beku tulang belulang.

Felix sudah meracau tidak jelas saat dituntun Hyunjin dalam gendongan.

Memasukkan pin rumah Felix yang diluar kepala, karena sudah beberapa kali kejadian yang sama. Hyunjin menghela nafas sebelum benar benar menyeret Felix sampai kamar.

"Huft" menyeka keringat yang muncul Hyunjin berkacak pinggang melihat si anak Lee itu terlentang.

"Sepertinya" kata kata ini bersamaan dengan Hyunjin membenarkan posisi Felix "Tuan akan" sekali lagi sebelum Felix benar benar dalam posisi tidur semestinya "enak tidurnya— dah oke selesai"

Bangga Hyunjin pada diri sendiri.

Melangkahkan kaki keluar. Hyunjin mendengar kekehan yang sedikit menyeramkan.

"Hehehe—" kemudian menangis "hikd hikd hikd—" ditambah ujaran "jangan pulang" mampu membuat Hyunjin mengeluarkan pertanyaan.

"Ada apa?"

Tidak sampai akal Hyunjin ketika si Felix terduduk dan mendonga menatap dengan mata sipit yang di buat buat. Selanjutnya adalah hal yang paling Hwang hindar.

Huek

Felix muntah di atas bajunya.

Hyunjin yang mau memaki pun gak jadi karena keburu itu meluber kemana mana dan berakhir memilih membersihkan semua.

Benar benar semua sampai ketika Hyunjin melirik jam dinding diruang tengah sehabis mencuci kain pun sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Melihat ponselnya sebuah pesan masuk mengatakan kalau badai sedang melanda. Hyunjin terjebak malam itu tidak bisa kemana mana.

"Sialan" umpatan keluar.

Memastikan keadaan— tirai di ruang tamu Hyunjin sibak dan benar benar terlihat kalau salju turun begitu deras serta angin kencang.

Mengigil karena tak pakai baju hanya celana— Hyunjin bergegas masuk kamar Felix. Kali saja tuan kecil itu punya selimut cadangan dan Hyunjin bisa tidur di kamar lain.

Positive thingking Hyunjin muncul ketika mendapat selimut kemudian keruangan lain yang ternyata di alih fungsikan sebagai ruang kerja.

Untuk yang kedua kali malam ini Hyunjin mengumpat "anak setan"

Mau tidur di ruang tamu tidak ada penghangat. Disofa dijamin besok Hyunjin akan pegal pegal disemua bagian. Apalagi lantai marmer kamar — Hyunjin bergidik.

Balik ke samping Felix yang dengan eloknya mendengkur halus. Hyunjin berdehem— sehabis melihat kalau kasur itu masih luas.

"Tidak boleh— kurang ajar!" Batin Hyunjin sendiri bergejolak. Tapi raganya berkata lain— di umur dua puluh tujuh ini.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang