late night drive.

1.8K 160 15
                                    

"Felix?" Hyunjin membuka jendela kamarnya tengah malam. Karena Ia sudah benar benar mau terlelap menggunakan selimut untuk menutupi badan dan mendengar suara mesin mobil yang berhenti tepat di pagar dari luar.

Membuka jendela kamar yang berdekatan dengan Garasi motor dan sekaligus pagar depan— Hyunjin  melihat Felix yang dengan Hoodie nya duduk samping pintu kemudi mobil kebanggaan.

"Hey Hyunjin," Felix memanggil dengan berbisik "Care for a late night drive?"

"Wait. I'm coming." Kata Hyunjin menjawab cepat. Mengambil jaket jeans digantungan dan Menyusul Felix didepan.

This isn't the first time Felix has come to Hyunjin after a bad breakup. There was the time he was dumped in high school and Hyunjin skipped the second half of class to visit the arcades with Felix.

That's what best friends were for.

That's right, they were best friends.

"Kenapa lagi?" Hyunjin bertanya pada Felix yang memberinya kunci mobil seketika itu juga. Hyunjin  always did the driving between the two of them, not because Felix can't drive but because he was a little reckless on the road.

"I did." Felix mengehembuskan nafas kasar seraya duduk pada kursi penumpang disebelah Hyunjin sendiri. "Son of a bitch broke up with me before dessert, saying I was too much for him."

"Oh come on lix. I'm sure he didn't mean it." Hyunjin menjalankan kendaraan pelan.

"Ughh Hyun, pikiran aku kacau balau If he didn't mean it, why would he post a picture of him kissing someone else on his Insta an hour ago?" Felix berhenti berbicara.

"Oh." Hyunjin made a face. "I'm sorry to hear that lix."

"Men fucking suck"

"sejujurnya aku juga tidak menyukai Changbin" Hyunjin berkomentar mengenai mantan Felix. "i always felt like he was fishy"

"kamu bahkan gak pernah suka sama semua mantan aku" Felix merotasikan malas bola matanya. "why is that?"

Hyunjin diam tetap tidak mau menjawab dan  lebih memilih  memfokuskan kemudinya lagi kejalan. sedangkan Felix lebih memilih melihat pemandangan lampu lampu gedung keluar kaca jendela penumpang.

"where are we going?"

"Nowhere." Kata felix kemudian melanjutkan "I just want to run away from this shitty hellhole"

"Okay."

"Will you run away with me?" Tanya Felix lagi.

Hyunjin heart skipped a beat. Melihat Felix dengan mata sembab yang pasti habis menangis dan rambut acak acakan karena penuh pikiran. Tapi Hyunjin dapat  bersumpah bahwa Felix bagaimanapun juga tetap looking pretty as always no matter what.

"What does it look like I'm doing?" Hyunjin dengan cepat menjawab

"I knew it." Kata Felix lagi. "You would never leave me."

Believe me, Hyunjin thought, you don't know the half of it.

Keduanya akhirnya sama ketempat pemberhentian setelah beberapa menit berjalan. Tak lupa membeli snack and beer dan mengemudi lagi kemudian.

It has always been like this. The two of them against the rest of the world. Hyunjin selalu membayangkan akan seperti ini.

Driving to the end of the world.

"Akhir akhir ini gak ada yang berjalan dengan baik. Semua kacau— Nothing ever works out. There must be something wrong with me Hyun"

"It's not you. You have never been the problem Fel" kata Hyunjin sekedar menenangkan tapi ia jujur kawan.

"You just haven't found the one yet." kemudian menambahkan

"And who, pray tell, should that person be?" tanya Felix

Me. Kata Hyunjin dalam lubuk hati.

Dan "Could be anyone you want. Anyone would be lucky to have you." yang keluar dari mulut Hyunjin

"kamu sweet." Felix tertawa seraya berkata. "But you're also full of shit."

"Excuse me?"

"Who would want me? Look at me, I'm a mess Hyun" oh Sekarang Felix merasa dirinya tidak akan diterima dimana mana.

"No you're not."  Kata Hyunjin dengan sedikit suara mengecil bagian akhir. "You're beautiful."

"Gak nyambung hyun." Balas Felix dengan sedikit tertawa.

"Aku berbicara fakta— hanya mengungkapkan yang ada diisi kepala aja" tunjuk Hyunjin pada kepalanya.

"And you only think you're a mess because everyone else tells you that. All you have done is date people who do nothing but treat you like dirt. That's why I hate them. For once, can't you just choose a man who will treat you with the love and self respect you deserve?" Hyunjin berbicara panjang.

Tapi Felix tidak mendengarkan dan malah berkata Demikian "Hyun, ada yang mau aku bicarakan?"

"Yaa—?" Kata Hyunjin bertanya setelah meneguk colanya.

"How long are we going to pretend we don't want to be just best friends?"

Hyunjin diam. Menepikan mobil dengan cepat di bahu kanan jalan.

Selama ini Felix tenang. Tidak pernah macam macam. Apapun yang mereka lakukan hanya sebatas wajar ya walaupun ciuman tempo hari— bisa dibilang sedikit terbilang mengasyikkan.

Hyunjin kira Felix nyaman dengan status persahabatan tanpa Embel embel pacaran.

Makanya Hyunjin tidak berani melangkah. Lebih jauh. Takut mereka tiba tiba hilang arah. ia saja sudah pasrah ketika Felix bercerita memiliki pacar baru lagi.

tanpa jawaban yang berarti Felix put the can down on the floor as he crawled across the backseat to Hyunjin Hwang.

Dan Hyunjin jelas jelas bica mencium aroma Felix karena Yang lebih muda meletakkan tangan  on the back of Hyunjin neck dan Membawa wajah itu mendekat padanya.

"I ruin all my relationships. I know, I know that because when I kiss them, all I can think of is kissing you. When I am with them, I'm secretly wishing I was with you."

"Fel—" Hyunjin tidak bisa berkata kata setelah Sahabatnya jujur padanya.

Karena Hyunjin juga tidak pernah melihat sisi Felix yang seperti ini. Jantung Hyunjin bertalu talu seperti kuda yang selalu dipacu.

"Kiss me before I regret it, because after this, we can no longer be friends." kata Felix dalam.

And that was something Hyunjin could not afford to lose. This was what he was afraid of after all this time. He was entering dangerous territory, one wrong move and their friendship was gone. Was it worth the risk?

Maybe not.

But for Felix? Felix is worth it.

Akhirnya Hyunjin menyerah. Kalah pada si Kecil Felix yang ternyata selama ini Hyunjin tidak paham setiap sisi yang di punya.

Seperti rangkaikan Harta, Tahta, dan Cinta rasa kara melebur dalam lumatan dalam dan panjang yang ada. Dan semuanya memang benar ada pada tempatnya.

Bibir atasnya terus diisap. Tengkuknya terus diberi usap dan tekan guna memperdalam ciuman. Hyunjin kelepasan. Dan Felix kegirangan.

Kepala itu beberapa kali berubah. Miring kanan, miring kiri. Mencari posisi paling pas untuk merotasi lidah di dalam kecipak basah.

-End-

Ini siang tapi ceritanya gak nyambung banget sama keadaan.
Republish lagi karena senang Lixie up bubble ☺️🤘🏻

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang