Akan tetap jatuh cinta

749 76 23
                                    

Felix tertawa melihat Hyunjin yang bingung memilih kemeja warna biru langit atau abu-abu padahal kedua warna tersebut tidak kalah beda satu sama lainnya.

"Toh nanti kan ditutupi jas, yah" Felix memberi pernyataan membuat yang memiliki marga Hwang membalik tubuh dengan berkacak pinggang sembari membenarkan kacamata melorot dihidung mancung yang sering Felix sendiri kecup.

"Tapi ini pertemuan penting Ai!"

Tidak ada kata persetujuan disitu dan Hyunjin kembali sibuk memilih. Felix terkikik, maju dari sofa kecil yang sengaja ditaruh diujung walk in closet kecil milik mereka— sambil menghindari boneka bebek kuning dilantai yang bau saliva. Maju mengecup pundak yang lebih tinggi sembari mengelus lengan kemudian berbisik "aku makan duluan ya"

Wangi.

Dan mendapat balasan kata iya, padahal seharusnya kecupan juga. Felix tidak mempermasalahkan, Fellow Anastesi tahun pertama itu kalau sudah berkonsentrasi susah sekali untuk diganggu gugat.

Hingga Felix kembali untuk pamit bahwa ia akan berangkat kekantor yang lebih tua masih sibuk memilih kali ini dasi dengan garis lurus atau oblique menyerong putih. "Aku ada rapat, jadi berangkat sekarang"

"Eumm" jawaban dari Hyunjin berupa deheman singkat membuat Felix menyeritkan dahi tak suka.

"Besok kita sudah tidak bisa seperti ini lagi loh"

Felix mempertegas dan mengambil langkah lagi untuk mendekati Hyunjin dan menggeser anak rambut panjang yang menutupi telinga. "Aku mau berangkat kerja, kamu gak mau kasih salam perpisahan gitu kayak dulu" dengan penuh penekanan, Felix meminta atensi lebih.

Dan Hyunjin menggulum senyum sembari menjauhkan dasi garis serong karena sudah terlihat jadul dan membawa Felix dalam kecup, setelahnya ketika Felix mendanga karena Hyunjin lebih tinggi darinya. Berhadapan, si Hwang menyalurkan sayang yang begitu dalam. Kecup pelan itu berubah jadi ciuman, ciuman yang memang sempat tertahan.

Karena hal pagi hari tenang seperti ini jarang terjadi entah itu Hyunjin akan berangkat kerja pagi buta, Felix ketiduran atau riwuh sarapan karena ada yang mau berangkat sekolah.

Tangan besar yang lebih tua mulai gatal meraba pinggang memangkas jarak, baju Felix dipastikan sedikit lecek pada perpotongan pinggang. Ada jeda dengan juntaian saliva. Rengkuhan dileher membuat Hyunjin besar kepala yakin Felix memang menginginkan hal yang sama. 

Karena, Ya Jelas Jawabannya IYA.

Lisan yang terbungkam, berganti dengan napas yang sedikit terburu. Kedua belah bibir bergerak seirama, seakan berdansa dengan lenguh sebagai musiknya.

"Nanti terlambat" Hyunjin berkata

Felix tidak menjawab. Sibuk merasakan sensasi sentuhan menggelitik di belakang.

"Resign aja kali ya sekalian..." Felix tertawa dan kembali dibungkam, membiarkan ciuman mereka stagnan dengan Felix yang mulai menitikan gigit-gigit kecil di sepanjang bibir bawahnya.

"God ai, kamu beneran terlambat" sisa waras dan sadar, Hyunjin kembali. Felix hanya nyengir kuda kemudian mengecup pelipis yang tua dengan jinjit jinjit kecil.

"Nanti jemput, ini sama Han ke kantor karena mau mampir ke tempat lain dulu"

Hyunjin mengangguk menyanggupi dan Felix merasa sedih harus berpisah dengan seorang Hwang Hyunjin, padahal sudah bersama dari sejak sekolah menengah atas dahulu kala.

"Aaaaa aku pergi nih yaa" Felix memberikan drama terakhirnya dibalik pintu kamar mereka dengan mendramatisir suasana karena Hyunjin mengikuti untuk mengeringkan rambut basah sehabis keramas tadi.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang