Susu

1.4K 132 3
                                    

              🐣🐣🐣Happy_Reading_Kakak🐣🐣🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🐣🐣🐣Happy_Reading_Kakak🐣🐣🐣

Pagi ini Jimin bangun lebih awal, matahari saja belum siap untuk menyinari bumi.
anak itu menyembulkan separuh kepala di pintu kamar Namjoon, matanya menyipit saat tidak melihat ayahnya di atas kasur. Jimin masuk menarik selimut coklat milik Namjoon memastikan ada atau tidak Ayahnya disana. Wajahnya cemberut, ayahnya benar benar tidak ada, matanya sudah berkaca kaca bersiap akan menangis, anak itu ingin meminum susu tapi Namjoon tidak ada, pengasuhnyapun jam 8 baru akan datang.
Kakinya melangkah berat keluar kamar menuju dapur, perutnya sudah tidak bisa di tahan lagi. Saat di dapur Matanya mendongak melihat lemari gantung tempat susu bubuk miliknya. Jimin meloncat loncat menggapai gagang pintu lemari namun sudah berkali kali ia meloncatpun tetap saja tidak bisa. Tidak pendek akal, anak pintar itu menarik kursi makan lalu ia naik ke atas kursi. Matanya berbinar saat melihat banyak sekali lolipop terletak di kotak samping susu bubuknya, senyumnya merekah sambil mengambil tiga lolipop berbeda warna dan memasukan ke dalam bajunya. dia kembali ke niat awal ingin membuat susu, di ambilnya box susu lalu turun dari kursi.
Jimin memiringkan kepalanya, berfikir bagaimana cara membuat susu seperti yang biasa ia minum.
Setelah meletakan lolipop di atas meja, anak manis itu mengambil gelas yang biasa di gunakan Namjoon untuk meminum kopi, lalu memasukan empat sendok bubuk susu, sesekali jarinya mencomot sedikit untuk mencicipi rasa manis dari susu.
Jimin pernah melihat pengasuhnya menyalakan kompor untuk merebus air lalu memasukan ke dalam gelas. Dia melakukan apa yang di ingatnya.
.
.
.
Namjoon keluar dari kamar mandi, dia melihat selimut sudah ada di atas lantai, matanya menatap heran sambil mengusak rambut basahnya menggunakan handuk kecil lalu menaruh kembali selimutnya ke atas kasur.
Kaki jenjangnya melangkah ke depan lemari untuk mengambil satu kemeja kerja yang tergantung rapi di sana.Dia mengambil kemeja biru muda juga dasi berwarna biru tua.

Melihat body sexinya di cermin Namjoon tersenyum bangga, ia berfikir mantan istrinya akan menyesal telah meninggalkan pria sexi seperti dirinya. namun senyumnya luntur saat mendengar suara gaduh dari lantai bawah,Ia langsung lari ke lantai dasar mencari letak suara tersebut, matanya membulat terkejut...

"Jimin!!!"

Yang di panggil langsung menangis karena terkejut mendengar teriakan Namjoon. Dia melihat panci juga air panas berserakan di lantai, Namjoon langsung menarik anaknya menjauh dari kekacauan tersebut.

", Jiminie sedang apa nak?" Namjoon menangkup pipi bulat Jimin, menetralkan suaranya juga menenangkan anaknya yang terus menangis.

"Ayah,,,," Namjoon melihat tangan Jimin yang memerah sedikit melepuh saat anak itu menunjukannya.

"Astaga,,, Ayah obati ya" Jimin mengangguk

Namjoon mengangkat Jimin yang masih terisak ke pundaknya.
.
.
.
"Sudah selesai,,, pangeran ayah jangan menangis lagi. " Namjoon tersenyum mengusap lembut pipi Jimin, wajah anaknya bertambah lucu saat hidung anak itu merah akibat menangis.
Jimin menatap Namjoon sambil terisak lalu memeluk sang ayah.
"Jiminie sedang apa di dapur?" Ayah muda itu baru bisa menanyakannya setelah Jimin mulai tenang. Namun anak itu tidak mau menjawab, si kecil menyembunyikan wajahnya di dada sang ayah karena takut jika ayahnya akan marah. Namjoon tertawa gemas melihat tingkah Jimin, dengan sedikit paksaan tangannya menarik pundak Jimin keluar dari persembunyian.
Anak lucu itu memjamkan matanya dengan kuat menghindari tatapan ayahnya. Namjoon terkekeh melihat tingkah lucu putranya, tanpa sepengetahuan Jimin dia mendekatkan bibirnya lalu mengigit pipi bulat berwarna pink di depannya.
Jimin memekik merasakan pipinya di gigit.
"Aaaaaaa Ayah tidak boleh gigit gigit " Jimin cemberut sambil menggoyangkan jari telunjuknya tanda ada larangan namun sang Ayah tidak menghiraukan.

Mencoba menghindarpun percuma, dirinya masih duduk di pangkuan sang ayah, Tenaganyapun tidak sebanding dengan kekuatan Namjoon, mereka tertawa saat namjoon menggelitik perutnya.

"Ayah lepas,,, Jimin mau lari"

"Tidak, anak ayah tidak boleh lari. Cepat jawab, sedang apa putra ayah ini di dapur?" Namjoon kemali menggigit pipi bulat Jimin.

"Ayah tidak boleh gigit" Jimin tertawa lepas saat Namjoon mengigit juga menggelitik perutnya.

"Kalau ayah yang mengigitnya, tidak apa -apa" Namjoon mengigit pipi Jimin sesekali menciumnya gemas.

"Tidak boleh....." tangan kecil Jimin mencoba menarik baju belakang Namjoon berharap sang ayah akan mengindar.

"Macan ini akan terus mengigit anak kecil yang lucu....Aaaagghhhhhhh" melihat Jimin tertawa lepas seperti ini Namjoon tersenyum hangat. Dia bersyukur tuhan telah memberi titipan yang sangat berharga.
Dia menyudahi aksinya lalu menatap putra kecil di pangkuannya.
"Ayah, mau susu" Jimin menyadarkannya dari lamunan.

"Eoh, tunggu di sini. Ayah akan buatkan dulu"
.
.
.
.
















            "Jimin sedang apa di ruang kerja Ayahmu?" Shin hye membuka lebar pintu ruang kerja sang majikan saat mengetahui Jimin di sana, entah apa yang anak lucu itu lakukan sampai menghiraukan pertanyaanya. Dia mendekati Jimin lalu mencolek dagu anak majikannya dan berhasil, Jimin menoleh menatap matanya.

"Sedang apa di sini?"

"Bermain mobil" Jawab Jimin tanpa mengalihkan perhatiannya dari mobil merah yang ia gosok gosokan di lantai.
Shin hye mengelap liur di bibir Jimin karena tadi anak itu terus bersuara mengikuti suara mobil yang pernah di dengar. Matanya menyipit melihat Jimin kini memukul mobilannya ke lantai sambil cemberut.

"Kakak cantik mobilnya tidak bunyi lagi" Jimin menyerahkan mobilan tersebut pada shin hye.

"Biar aku periksa,,,"  Jujur saja shin hye bodoh dalam hal mengutak ngatik benda, apalagi mainan seperti ini. Dia sudah mencoba segala cara agar mobil tersebut bisa hidup kembali. Namun usahanya gagal, dia melihat wajah polos Jimin yang menatap berharap pada mobilannya.

"Emmmm,, Jimin, bagaimana jika main yang lain saja" semoga saja tawaranya bisa di terima.

"Mobilnya rusak ya kak?"

"Iya, mobilnya rusak. Ahh,,kakak punya sesuatu.  Jimin mau?" Tanya shin hye riang.

Tanpa menunggu jawaban dari Jimin, shin hye langsung menghandeng tangan anak asuhnya ke dapur.

Dia meletakan satu mangkuk kecil berisi puding warna merah muda di depan Jimin.

"Woaaah,,, Jiminie mau ini" dia tersenyum melihat wajah riang Jimin, anak itu sampai bertepuk tangan melihat bentuk puding yang memang dia buat mirip seperti kepala kucing.
Dalam sekejap puding itu habis di makan, Jimin mengangkat mangkuk kecil itu ke hadapannya meminta untuk di isi lagi.

"Mau lagi?"

"Iya, mau lagi. Mau yang banyak" jawab Jimin sambil merentangkan kedua tangannya mengisyaratkan kata banyak untuk puding.
.
.
.












🐥🐥🐥

                "Mau kemana lagi Taehyung? Kau baru saja pulang sekolah dan serakang kau akan pergi lagi?" Taehyung berhenti di depan tv mendengar pertanyaan dari ibunya.

"Aku mau ke rumah Jimin"
Dia melihat ada perubahan raut wajah pada sang ibu,

"Teman yang sering menganggu sekolahmu itu? Ahir ahir ini kau sering menemuinya?"

"Jimin anak baik bu, jangan bilang seperti itu. Paman Namjoon merawat Jimin menjadi anak yang sangat baik."

"Namjoon?" Gumam ibu Taehyung namun masih bisa di dengar oleh Taehyung.

"Ibu mengenalnya?"

"Eoh? Tidak tidak.... kau boleh pergi tapi Jangan menginap lagi, kau punya rumah juga keluarga. Ayahmu tidak pulang malam ini, jadi kau harus pulang cepat"

"Ya, aku pergi"
.
.
.







Tbc 🐥🐥🐥

Ini Ayah Jiminie (Minimoni)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang