Takut bibi

1.1K 131 3
                                    

🐥🐥🐥Happy_Reading_kakak🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥Happy_Reading_kakak🐥🐥🐥




           "Park So Hyun?"
"Paman mengenal ibu?" Namjoon maupun So Hyun terlihat sangat gugup, tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya pada Taehyung. Bagaimanapun juga ini bukan waktu yang tepat untuk Taehyung tau semuanya.
"Mmmm i-iya" Namjoon menggaruk tengkuknya memikirkan kalimat yang pas untuk di lontarkan.
"Namjoon ssi?"Syukurlah, Namjoon bisa bernafas lega saat seseorang memanggilnya, mereka menoleh dan mendapati Seokjin atau lebih di kenal dengan paman Dokter oleh Jimin berjalan menghampiri.
"Ayah?"
"Oh Dokter Lee" Namjoon membungkuk begitupun dengan Dokter Lee, mereka saling tersenyum menyapa.
"Astaga So Hyuna kenapa kau membiarkan tamu kita di luar saja? Mari masuk, aku akan membuatkan kopi yang enak di dalam nanti" Namjoon menatap sejenak pada So Hyun lalu melangkah mengikuti Seokjin.
"Silahkan duduk, Taehyung-ah tolong bawa tas ayah ke kamar ya!" Ucap Seokjin, sambil memberikan tas kerjanya pada Taehyung.
"Aku akan membuatkan kopi sebentar..." ucapan Lee Seokjin terhenti saat istrinya lebih dulu menawarkan diri untuk membuat kopi.
"Biar aku yang menyiapkan, kau bisa menemaninya di sini" Sorot mata dingin So Hyun membuat Namjoon merasa tidak enak hati berada di tengah-tengah keluarga mantan istrinya tersebut, namun dia juga bahagia melihat So Hyun menemukan suami baru yang jauh lebih baik dari dirinya, Dengan begitu Taehyung bisa tumbuh dengan baik.
"Tuan Kim maaf sebelumnya, apakah ada yang bisa ku bantu?"
"Ah tidak, aku hanya menjemput Jimin. Siang tadi dia ikut bersama Taehyung" jawab Namjoon.
"Jimin?" Seokjin menautkan alisnya terkejut, dia melihat ke kana dan kiri namun tidak mendapati Jimin di sana.
"Ini kopinya" ucap So Hyun lalu duduk di samping SeokJin.
"Terima kasih" Ucap Namjoon sambil menatap mata So Hyun beberapa detik, hingga suara Seokjin menyadarkan ketidak sopanannya.
"Eehmmm,,,"
"Maaf, "
"Jimin memang sedang di sini, dia di dalam bermain dengan Taehyung. Perlu aku panggilkan?" Belum sempat So Hyun berdiri, tiba-tiba terdengar suara Jimin dari atas anak tangga.
"Ayah"
"Jimin jangan lari!"  Mereka menoleh ke arah Jimin yang berlari sambil merentangkan kedua tangannya meminta di peluk oleh sang ayah, lalu duduk di pangkuan Namjoon. Taehyung yang berjalan santai di belakangpun berdecih pelan karena peringatannya pada Jimin untuk tidak berlari hanya di anggap angin lalu oleh anak lucu itu.
"Jimin-ah aku sudah bilang jangan berlari nanti kau terjatuh" mereka tertawa gemas mendengar omelan Taehyung.
"Ish kakak cerewet sekali, Aku tidak jatuh. Aku kan sudah makan sayur jadi bisa berlari dan melompat seperti kelinci. Iya kan ayah?" Tanya Jimin pada Namjoon sambil mencolek lesung pipi sang ayah meminta pembelaan, mereka hanya terkekeh gemas melihat jawaban polos dari Jimin. tapi tidak dengan Taehyung, Remaja 18 tahun itu mendengus sebal mendengar ucapan Jimin.
"Tetap saja, kau tidak boleh berlari saat turun dari atas anak tangga. Bagaimana jika nanti kau jatuh lalu kakimu terkilir? Mau kakimu terkilir dan tidak bisa melompat lagi? Eoh" Omelan Taehyung membuat Jimin sebal, anak itu turun dari pangkuan Namjoon lalu berlari lagi akan menaiki tangga membuktikan jika dia tidak akan jatuh, namun dengan cepat Taehyung menangkapnya membuat Jimin meronta ronta meminta untuk di lepaskan.
"Kakak aku mau naik lagi" Jimin berusaha melepaskan dekapan Taehyung, namun sayang tangan panjang Taehyung tidak mudah untuk terlepas.Dia mengembungkan pipinya saat pukulan dan cubitannya tidak berhasil melepaskan dekapan Taehyung.
"Tidak boleh" Karena merasa kasian, Ahirnya Taehyung melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Jimin. Namun matanya tetap mengawasi Jimin jaga-jaga jika nanti anak lucu itu kembali berlari menaiki anak tangga.

Jimin melangkah sambil menghentakan kakinya menghamiri Seokjin.
"Paman dokter, Jiminie boleh naik lagi?" Seokjin hanya tersenyum sambil mencubit pipi merah Jimin, dia tidak berani meng 'iya' kan karena menghargai Taehyung yang berdiri di depannya. Seokjin tau Taehyung sangat menyayangi Jimin karena itulah putranya melarang Jimin berlari di atas anak tangga.

Karena tidak mendapat jawaban, Jimin berjalan dan memeluk leher Namjoon untuk meminta izin.
"Ayah, Jiminie mau lari-lari lagi. Boleh?"
"Dengarkan apa yang di katakan kakak ya, kakak tidak mau Jimin jatuh. Kalau jatuh kakinya bisa sakit nanti kakak pasti akan sedih" ucap Namjoon lembut.
Saat akan menghampiri Taehyung, Pandangan Jimin bertemu dengan mata So Hyun. dia berhenti di tengah tengah antara Taehyung dan So Hyun, raut wajahnya berubah ketakutan lalu berbalik mendekati ayahnya, tidak memperdulikan panggilan dari Taehyung, dia memeluk Namjoon dan menyembunyikan wajahnya pada dada sang ayah.
"Ayah mau pulang" ucapan lirih Jimin membuat semuanya bingung. bukankah anak itu tadi ceria, bahkan sempat berdebat kecil dengan Taehyung tapi Lihatlah sekarang, Anak lucu itu bahkan terisak kecil entah karena apa.
"Ayah ayo pulang,,,," Namjoon yang tidak tega mendengar rengekan Jiminpun langsung membantu anaknya berdiri.
"Dokter Lee, terima kasih sudah mengizinkan Jimin bermain di sini" ucapnya lalu menatap So Hyun yang sedari tadi hanya diam.
"Tidak masalah, saya senang Jimin ada di sini. lain kali kita makan bersama. Bagaimana? So Hyun-ah kau tidak keberatan kan?"
"Ya?"
"Ibu pasti tidak akan keberatan Ayah. Lain kali kita makan bersama di sini, dan ibu sebagai chef nya. Paman, masakan Ibu sangat enak paman harus mencobanya" Taehyung segera menjawab kala melihat ibunya tidak kunjung berbicara.
"Kalau begitu kami permisi Dokter Lee, Jiminie pamit dulu pada semuanya!"  Namjoon hanya tersenyum menanggapi ucapan Taehyung, dia melonggarkan pelukan Jimin dan membiarkan anaknya berpamitan.
"Paman Dokter, Kakak....." Lagi-lagi Jimin terlihat sangat takut ketika matanya bertemu dengan sorot wajah tegas So Hyun, ia kembali memeluk Namjoon tidak ada niatan untuk melanjutkan ucapanyan.
"Ada apa Jimin?" Tanya Seokjin, namun tidak mendapat jawaban dari Jimin.
"Maaf,, mungkin Jimin sedang lelah. Kami permisi"
"Paman tunggu" Namjoon melihat Taehyung berlari ke kamar dan kembali membawa sekotak mainan.
"Jiminah, aku punya Lego nanti saat aku main kerumahmu, Kita pasang legonya bersama. Ok" Melihat mainan yang di bungkus dengan kotak berwarna biru muda itu mata Jimin berbinar cerah, dengan cepat ia mengambil dan memeluk lego yang di berikan Taehyung.
"Bilang apa pada kakak?"
"Terima kasih" hanya dengan sekotak mainan, suasana hati Jimin kembali ceria, memang mainan seperti sihir bagi anak anak atau remaja spesial seperti Jimin.
"Sama-sama, kalau begitu berikan aku satu ciuman!" Niatnya Taehyung hanya ingin bercanda meminta sebuah ciuman dari Jimin, tapi tidak di sangka Jimin benar-benar mencium pipinya, membuat orang tua di sana tertawa gemas melihat wajah malu Taehyung.























"Terima kasih sudah merawat anakku dengan baik, Namjoon" So Hyun








Tbc.

Ini Ayah Jiminie (Minimoni)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang