Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐣🐣🐣 HappyReading 🐣🐣🐣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setiap malam Jimin selalu menemani Namjoon di ruang kerja, Ayah muda itu menyiapkan buku dan alat tulis di karpet berbulu untuk putranya menulis. Shin hye yang selalu mengajari Jimin menulis dan membaca.
"Satu,,, dua,,, tiga,,," Jimin menggunakan jemari Namjoon untuk menghitung.
"Ayah,, kakak cantik mengajari Jimin menghitung, seperti ini.. satu... dua... " Anak imut itu mencolek pipi sang ayah agar dapat perhatian.
"Putra Ayah memang yang paling pintar".
Dia mendongak ke atas menatap ayahnya sambil mengucek mata. Melihat itu Namjoon langsung memegang pergelangan tangan anak mungilnya.
"Jangan di kucek, nanti matanya sakit"
Anak itu menurut lalu ia menekan nekan lesung pipi sang Ayah. "Ayah,, tadi Jiminie juga menulis nama Ayah di buku,"
"O benarkah? Ayah mau lihat, boleh?"
Jimin mengangguk semangat, dia berlari mengambil buku yang ada di atas karpet, lalu menunjukan pada Namjoon. Anak manis itu tersenyum lebar saat Ayahnya memuji kepintarannya.
"Waaah, putra Ayah sangat hebat ya,,," Namjoon mengangkat tubuh Jimin untuk duduk di pangkuannya, dia juga mencium pipi gembul itu berkali kali. "Ayah, itu apa?" Tanya Jimin sembari menunjuk ke arah stiker yang menempel di laptop ayahnya.
"O,, itu namanya stiker beruang,,,"
"Jimine mau beruang"
"Iya, nanti Ayah beli boneka beruang untukmu"
Namjoon melanjutkan pekerjaannya, tak lama kemudian dia mendengar dengkuran halus dari sang Anak. Jimin tidur di pangkuannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
