🐥🐥🐥Happy_Reading_kakak🐥🐥🐥So Hyun tersenyum memperhatikan fotonya di masalalu, saat dirinya belum mengetahui kondisi psikis anak bungsunya yang berbeda dengan anak lain. Bayi imut itu tersenyum di dalam gendongan, dengan tangan mungilnya di genggam erat oleh Taehyung yang saat itu berumur 3 tahun.
Dia tau, kesalahannya di masa lalu mungkin tidak bisa di maafkan dengan mudah, dia meninggalkan anak kandungnya bersama sang suami yang sangat baik hati dan bertanggung jawab. Namun egonya dulu sangat tidak bisa di kondisikan, dia marah ketika tahu bahwa pertumbuhan Jimin kala itu tidak berkembang sempurna. So Hyun bahkan membentak Namjoon seolah semuanya kesalahan sang suami, dia membawa Taehyung pergi dari rumah dengan rasa kesal yang menggebu, tidak memperdulikan teriakan Taehyung yang menangis memanggil kata Ayah.
Namun sekarang, ia melihat Jimin tumbuh dengan baik di tangan Namjoon yang merawat seorang diri.
Dalam hatinya ia bahagia, ternyata Namjoon bisa membesarkan Jimin dengan sangat baik."Ibu, boleh aku masuk?" Mendengar teriakan Taehyung dari luar dia segera menyelipkan selembar foto itu kedalam bantal.
"Eoh..." So Hyun melihat ke arah Taehyung yang berjalan masuk lalu duduk di samping kanannya.
"Ada apa Taehyung-ah?"
"Ibu menangis? Kenapa?" Ia tersenyum kaku, baru sadar ternyata air matanya mangalir. Taehyung segera mengahapus air mata di pipi Soh Hyun dengan ibu jarinya.
"Ibu ada masalah ya?"
"Tidak, ada apa kau ke kamar ibu?" Agar tidak terlihat gugup, So Hyun segera bangkit dari duduknya, berdiri menatap keluar jendela membelakangi sang putra.
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu"
"Apa yang akan kau tanyakan? Ibu harus pergi bekerja, jadi cepatlah!" So Hyun mendengar helaan nafas dari bibir Taehyung, namun ia tetap pada posisinya, tidak berani menghadap Taehyung.
"Tentang paman Namjoon..." sebelum Taehyung melanjutkan pertanyaannya, dia segera berbalik badan lalu berjalan cepat mendekati anaknnya.
"Ibu sedang sibuk, lima menit lagi akan berangkat kerja jadi tolong kau keluar" Dia tau Taehyung pasti akan bertanya seperti itu, Tapi sekali lagi, ini bukan waktu yang tepat untuk Taehyung mengetahui semuanya.
"Aku hanya ingin tau tentang ibu dan paman Namjoon, apakah kalian dulu berteman, atau kalian ada hubungan khusus sebelum ibu bersama ayah...?"
"Taehyung, kau tidak mendengar perintah ibu? Cepat keluar dari sini. Ibu banyak pekerjaan!" So Hyun menghembuskan nafasnya lelah, ia duduk di pinggiran ranjang saat Taehyung sudah keluar dari kamar sambil mendumal kesal.
Ia kembali mengambil foto yang tadi di sembunyikan, lalu ia masukan ke dalam kotak yang berisi barang-barang bayi milik Jimin.🐥🐥🐥
Di lain tempat, Namjoon sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Baru saja ia mendapat kabar dari Shi Hye bahwa Jimin terjatuh dari lantai dua rumahnya saat sedang bermain, dan sekarang putranya ada di rumah sakit bersama Shin Hye. Ia memejamkan matanya sejenak menetralkan fikiran agar tetap tenang, pengasuh Jimin itu tidak memberi tahu keadaan Jimin dengan jelas membuat hatinya berkecamuk tidak karuan.
Dalam hati Namjoon terus berdo'a berharap anak bungsunya akan baik-baik saja, dan menyambut dirinya dengan ceria saat tiba di sana nanti.
Sampainya di rumah sakit Namjoon segera berlari melewati lorong rumah sakit yang hanya ada beberapa orang berlalu lalang, dia menekan tombol lift sambil menarik nafas lelah.
beruntunglah pintu lift terbuka cepat membuatnya segera masuk dan menekan tombol bertuliskan angka 8.Dari kejauhan ia melihat Shin Hye menunduk duduk di ujung bangku tunggu. Lagi-lagi Namjoon menarik nafas sambil mengepalkan tangannya kuat, ini kedua kalinya Shin Hye lalay dalam menjaga Jimin, dan itu membuatnya sangat marah. Jika saja dia tidak melihat bahwa Shi hye adalah seorang wanita, mungkin ia sudah melakukan kekerasan terhadap pengasuh sang putra tersebut.
"Park Shi Hye" ucapnya dingin.
"Tuan,maaf" wanita itu masih menunduk tidak berani menatap wajah majikannya karena merasa bersalah.
"Apa yang kau lakukan saat Jimin sedang bermain?" Tanya Namjoon yang masih setia berdiri di hadapan Shin Hye, ia bisa melihat ketakutan pada Shin Hye. Tapi ia tidak perduli, kali ini Shi Hye sudah sangat bersalah.
"Maaf tuan"
"Aku bertanya apa yang kau lakukan saat Jimin sedang bermain Park ShinHye Bukan kata maafmu yang ku butuhkan sekarang. Apa kau tidak mengerti?" Hampir saja Namjoon berteriak dan menyeret Shi Hye, namun ia sadar dimana dirinya sekarang.
"Menerima telpon dari seseorang..."
"Hanya karena panggilan telpon sampai membuat putraku seperti ini?" Namjoon mengacak rambutnya kesal, hanya karena hal sepele hingga membuat Jimin masuk rumah sakit. Tidak masuk akal fikirnya.
Tidak berlangsung lama, ahirnya pintu rawatpun terbuka.
"Namjoon..."
"Dokter Lee, bagaimana keadaan Jimin? Dia baik-baik saja bukan?"
Lee Seokjin, Dokter yang menangani Jimin itu hanya tersenyum lalu memberi kode pada Namjoon untuk ikut bersama nya.🐥🐥🐥
Saat di ruang dokter Lee Seokjin, Namjoon di perlihatkan layar yang sudah terdapat gambar tulang Jimin.
Ia memperhatikan bagian-bagian yang di tunjuk oleh Seokjin.
"Ada beberapa tulang yang retak juga ada satu tulang Jimin yang patah, kami sudah memperbaikinya. Namun harus tetap di pantau"
Namjoon menautkan alisnya saat Seokjin menunjuk ke arah tulang lengan jimin berada.
"....di sini, tulang lengan Jimin patah. Hari ini sudah di lakukan operasi pertama, nanti saat keadaanya sudah mulai membaik kami akan melakukan operasi kedua untuk membenarkan letak tulang yang sedikit bergeser" Namjoon terlihat bingung mendengarnya.
"Mengapa tidak operasi total saja Dokter Lee?"
"Kondisi Jimin tidak memungkinkan kami untuk melakukan operasi terlalu banyak, jangan khawatir aku akan melakukan yang terbaik untuk Jimin. Putra lucumu pasti akan baik-baik saja" meski rasa Khawatir belum sepenuhnya hilang, tapi ia sedikit tenang karena Seokjin bilang bahwa Jimin baik-baik saja.
"Terima kasih Dokter Lee, kalau begitu aku permisi". Namjoon bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar, perbincangannya bersama Shi Hye belum usai. Masih banyak yang harus ia katakan pada pengasuh sang putra. Namun untuk saat ini sepertinya ia harus menenangkan diri terlebih dahulu, menghilangkan rasa pusing yang mendera kepalanya.Kan kan kan kan, Si bocil malah jatuh beneran.
Kayaknya Author pengen Taehyung ngomel lagi deh. Haduuh.
Udah deh sampe sini dulu yah kakak kakak.Tbc. 🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Ayah Jiminie (Minimoni)
Random"Ayah, nanti kalau Jiminie sudah besar mau jadi Pilot" "Kenapa mau jadi Pilot?" "Biar Jiminie bisa bawa Ayah terbang tinggi" Family Namjoon Jimin