🐥🐥🐥Happy_Reading_kakak🐥🐥🐥
[Sebelum kalian membaca Part ini, tolong jangan sampe habis ya. Karena ada sedikit adegan hangat yang akan orang dewasa lakukan.
Jadi buat kalian yang masih cimit-cimit tolong di skip aja, sebelum mata kalian berdosa!!!!
Thanks 🙏🙏 ]Taehyung telah mencabut kembali laporannya pada polisi terhadap SoHyun. Sehari setelah hari itu, SoHyun dengan semangatnya berbelanja mainan serta buah-buahan untuk Jimin. Namjoon bilang, Jimin sangat suka mainan pesawat. Karena ingin menjadi pilot agar bisa membawa keluarganya terbang tinggi. Karena itu lah SoHyun memborong beberapa pesawat kecil dengan berbagai macam warna. Tidak lupa, sebagai ucapan terima kasihnya. ia juga membelikan satu mobilan remot yang sempat Taehyung minta di waktu dulu.
SoHyun berjalan santai dalam mall seorang diri, sembari mencari barang yang cocok untuk Namjoon. Bibirnya tertarik saat melihat toko jam mewah menyambut langkahnya, sepertinya 1 jam tangan untuk mantan suaminya tidaklah buruk. Lagipula dia harus banyak-banyak terima kasih pada lelaki tinggi itu karena sudah berbaik hati memaafkan dirinya yang memiliki banyak sekali kesalahan.
Dia mengangkat jam tangan berwarna hitam elegan, mirip sekali dengan jam Namjoon saat masih bersamanya dulu. Bayangan-bayangan saat mereka masih masa pendekatan dulu, berputar kembali dalam memory otaknya. Banyak sekali masa indah yang mereka lalui saat itu, sayang sekali. Karena kebodohannya, dia pergi meninggalkan lelaki sebaik Namjoon.
SoHyun menggelengkan kepalanya, untuk menghilangkan bayangan tersebut. Tidak seharusnya dia memikirkan masa lalu dengan Namjoon, sedangkan dirinya sekarang sudah memiliki Seokjin sebagai pendamping.
Tidak ingin terjebak dalam fikiran di masa lalu. SoHyun segera membawa jam mewah tersebut ke kasir lalu pergi dari tempat tersebut.🐥🐥🐥
Taehyung dilanda kekesalan karena tingkah Jimin yang tidak pernah menuruti perintahnya, dirinya harus menarik nafas dalam untuk menahan amarah agar tidak meledak di hadapan adiknya. Dengan suara sangat pelan, Taehyung terus mengumpat karena Namjoon pergi pagi-pagi sekali dan meninggalkan dirinya dan Jimin di rumah sakit.
"Jiminie, jangan di ulangi lagi. Kembalikan pisau buahnya, Itu berbahaya, pangeran." Taehyung menggenggam tangan Jimin saat anak itu akan mengupas apel sendiri, membuat si adik berteriak lalu mengigit jarinya karena tidak terima.
"Aaaaaaaaa......"
"Akh...." Taehyung segera melepaskan genggaman tangannya.
"Sana, kakak duduk saja. Aku mau apelnya. Tidak boleh di sini, aku saja yang buka apelnya. Aku kan sudah pintar, ayah bilang aku sudah pintar." Ucap Jimin, sambil memukul pisau kecil itu pada buah apel di genggamannya.
Dengan cepat Taehyung menghentikan tingkah Jimin, lalu merebut benda tajam itu dan segera menjauhkan dari jangkauan adiknya.
"Kakak.!" Teriak Jimin
"Tidak boleh, kau mau makan buah. Biarkan kakak yang mengupasnya.!" Ucap Taehyung tegas.
Dia tidak memperdulikan teriakan serta pukulan Jimin di tangannya, menurutnya keselamatan Jimin adalah yang paling utama.
Suara isakan Jimin mulai terdengar, anak itu menangis sambil memukul pahanya sendiri. Kali ini Taehyung membiarkan adiknya melakukan apapun asalkan tidak di berikan benda tajam.
Tidak butuh waktu beberapa menit untuk Taehyung menyelesaikan pekerjaannya, ia meletakan buah yang sudah di kupas di atas nakas lalu mencoba menenangkan adiknya untuk berhenti menangis. Dia terkekeh pelan melihat wajah merah Jimin di campur air mata berlinang. Lucu sekali, hanya karena mengupas apel anak itu sampai menangis seperti ini.
Taehyung memeluk adiknya, sesekali menepuk pungguh si manis. Setelah di rasa tenang, ia menusuk satu potong apel dan memberikannya pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Ayah Jiminie (Minimoni)
Random"Ayah, nanti kalau Jiminie sudah besar mau jadi Pilot" "Kenapa mau jadi Pilot?" "Biar Jiminie bisa bawa Ayah terbang tinggi" Family Namjoon Jimin