Taehyung berlari sekencang mungkin agar bisa sampai di rumah sakit dengan cepat, beberapa menit lalu ayahnya menghubungi bahwa Jimin sempat henti jantung. Namun sudah bisa di tangani oleh ayah tirinya, tapi tetap saja berita buruk seperti itu membuatnya ketakutan setengah mati. Dia meninggalkan jam pelajaran ke duanya untuk melihat kondisi Jimin sekarang. Berhenti sejenak di lampu merah untuk mengatur napas yang sempat memburu, menepuk nepuk dadanya pelan mengurangi rasa sesak yang menderanya. Setelah lampu berubah hijau dirinya kembali berlari melanjutkan tujuannya.
Sesampainya di rumah sakit, dirinya segera di sambut pelukan hangat oleh Namjoon. Namun di balik pelukan ayahnya, Taehyung melihat SoHyun duduk di bangku dengan ari mata mengalir deras di pipi, membuat darahnya mendidih tak karuan.
Namjoon membawa Taehyung untuk ikut duduk bersama SoHyun, menenangkannya agar tidak terlalu panik.
"Tenang saja, Jimin sudah di tangani oleh Dokter Lee. Sekarang sudah baik-baik saja, jangan khawatir." Ucap Namjoon lembut.
Taehyung hanya diam sambil menatap ibunya tajam."Ayah, kenapa dia ada di sini?" Tanya Taehyung dingin.
"Ibu di sini untuk menemui Jimin ..." Ucap Namjoon.
"Bukankah kemarin ayah sudah mengusirnya? Lalu kenapa dia ada di sini sekarang? Kenapa Ayah mengizinkannya duduk di sini?" Ucap Taehyung dengan nada sedikit naik.
"Taehyung-ah, maafkan ibu nak. Ibu menyesal, ibu tidak akan mengulanginya lagi, maafkan ibu" ucap SoHyun lirih.
Taehyung berjalan ke hadapan ibunya dan menatap tajam wajah melas SoHyun.
"Tidak, aku tidak akan memaafkanmu ...""Tae, sudah nak. Biarkan ibumu di sini menemui Jimin." ucap Namjoon pelan.
"Ayah, dia bukan ibuku. Aku hanya punya ayah, aku tidak mau punya ibu seperti dia! Ayah tidak ingat kejadian beberapa hari lalu? Dia yang membuat Jimin celaka Ayah, apa Ayah masih bisa menerima dia di sini? Kenapa Ayah membela wanita ini?"
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Taehyung melangkah cepat meninggalkan orang tuanya dengan guratan amarah di wajahnya. Mengacuhkan panggilan dari Namjoon yang memintanya untuk kembali. Tidak, Dirinya masih tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh SoHyun terhadap Jimin, menurutnya kata maaf saja tidak cukup. Bagaimanapun juga SoHyun harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
20 menit sudah ia habiskan untuk berjalan kaki menuju rumahnya, merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Jimin. Menutup matanya sejenak untuk menghilangkan rasa lelah fisik juga fikirannya, baru beberap detik matanya terpejam. Suara dering telpon membangunkannya, di layar tertera nama 'Ayah Namjoon'["Taehyung, kau dimana.? Kau tidak apa-apa.?"] tanya Namjoon khawatir.
"Emmmm,,, aku baik-baik saja." Jawabnya pelan.
[" Syukurlah, Ayah khawatir kau akan melakukan hal yang tidak-tidak. Mau ayah antarkan makanan? Kau dimana sekarang.?"]
"Tidak perlu, aku ada di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Ayah Jiminie (Minimoni)
Random"Ayah, nanti kalau Jiminie sudah besar mau jadi Pilot" "Kenapa mau jadi Pilot?" "Biar Jiminie bisa bawa Ayah terbang tinggi" Family Namjoon Jimin