Ku buka mata ku perlahan, sosok yang ada di hadapan ku kini adalah sosok yang sangat ku kenal namun seharusnya sosok ini bukanlah orang pertama yang ku lihat ketika aku bangun dari tidur ku. Gadis berambut panjang, dengan air liur keluar dari mulut nya, rambutnya acak-acakan dan napasnya tercium bau alkohol.
Aku langsung mengingat bahwa semalam aku pun meminum cairan yang sama dan perut ku langsung terasa mual, aku langsung bangkit dari kasur mencari kamar mandi dan membuang sesuatu yang ada di dalam perut ku. Kepala ku terasa sangat sakit, aku tidak mengingat apa yang semalam ku lakukan, aku melihat sekitar ku dan aku sangat mengenal tempat ini. Ini adalah apartment Sasha, tidak terlalu besar memang, namun cukup untuk anak rantau mandiri sepertinya.
Aku mengambil sebotol air dingin dari lemari es dan menuangkan airnya pada gelas lalu meminumnya, aku bersyukur masih bangun di tempat yang ku kenal.
Aku melihat ke arah kasur, terlihat tidur Sasha yang mulai terusik oleh sinar matahari yang masuk dan sesuai dugaan ku dia langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isian perutnya, persis seperti yang beberapa menit ku lakukan.
Aku mememberikannya segelas Air yang dia terima dengan sangat gesit dan langsung menghabiskan isi di dalamnya nya.
"Sasha apa yang ku lakukan semalam?" Tanya ku pada Sasha yang kini sedang membuka lemari es untuk mencari sebuah makanan.
"Semalam?" Tanyanya balik pada ku yang ku jawab dengan anggukan.
"Aku juga tidak ingat." Lanjut jawaban nya yang membuat aku hanya bisa pasrah.
Karena pagi ini aku memiliki kelas, aku langsung bersiap-siap dari apartemen ini langsung menuju kampus, tidak akan sempat jika aku pergi ke tempat Levi, lagi pula aku tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengannya setelah semalam aku tidak pulang dan tidak ijin padanya, entah dia mencari ku atau tidak, aku tidak peduli, toh aku sudah menjalani kehidupan ku sebagai mahasiswa dia tidak akan peduli.
Aku berangkat ke kampus lebih dulu daripada Sasha karena ia tidak memiliki kelas pagi, melangkah sendiri menuju kampus, sambil mengingat ingat apa yang terjadi semalam, aku benar-benar melupakannya karena mabuk.
"[Name]..! "
Terlihat pria berambut Hanzel dengan pria berambut pirang di sebelahnya melambaikan tangan padaku, aku langsung menghampiri mereka berdua.
"Dimana Mikasa?" Tanya ku karena terasa asing tidak melihat sosok gadis itu di antara mereka berdua.
"Dia sudah masuk kelas," Jawab Armin.
"Kalian?"
"Aku tidak memiliki kelas pagi," Armin.
"Aku juga."
"Kenapa datang pagi kalau begitu?"
"Aku ingin belajar di perpustakaan pagi ini."
"Pulang sekolah kamu ada acara?" Tanya Eren tiba-tiba.
"Sepertinya tidak ada." Jawab ku sambil mengingat ingat.
"Kalau begitu ikut aku ke konser ya..!" Ajak Eren dengan sangat antusias.
Aku ingin sekali menolaknya karena itu bukan tempat yang aku sukai, maksudku tempat seperti itu, ramai dan juga bising aku sangat tidak menyukai tempat seperti itu.
"Seperti tid- " Ucap ku yang terhenti karena Eren tiba-tiba menarik kedua tangan ku.
"Ayolah..." Eren mengambil pose memohon.
"Kalian kan tau aku tidak suka tempat seperti itu." Mereka merespon dengan anggukan.
"Terus?"
"Untuk kali ini saja aku mohon, Armin sudah memiliki acara sore ini, keluar kota." Ucap Eren yang membuat Armin memasang pose maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Must Make You Happy (Levi X Reader) END
FanfictionApapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takdir yang terulang bagaikan neraka tiada akhir akan ku lepas kau dari lilitanya, aku berjanji.