Visit

1K 144 18
                                    

Angin malam menerpa wajah ku, namun kini wajah ku terasa hangat. Kecupan singkat membuat hatiku berolahraga di malam hari.

Kini aku tengah berbaring di kamar ku. Levi entah dimana, dia bersikap seolah tidak ada apapun yang terjadi, saat perjalanan pulangpun aku hanya terdiam, jujur aku masih belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.

Aku tahu niat awal Levi mengajakku ke tempat itu agar aku bisa melepaskan penat ku dan tidur dengan nyenyak, namun apakah dia tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya pada ku membuatku bertambah tidak bisa tidur?
Besok aku harus bangun pagi, namun kini aku belum juga tidur.

Karena kantuk tidak kunjung datang, ku putuskan untuk keluar dari kamar, entah apa yang akan ku lakukan mungkin hanya berjalan-jalan di kediaman yang sangat besar ini.

Pintu kamar yang selalu tertutup itu kini terbuka bahkan lampu dalam ruangan itu menyala, kemungkinan besar ada seseorang di dalam sana. Karena rasa penasaran akhirnya aku memasuki ruangan itu.

Aku terkejut ketika melihat dalam ruangan ini, ruangan ini berbeda dengan ruangan lain. Ruangan yang terlihat lumayan luas namun sederhana, dengan ornamen kayu dan juga barang-barang yang terlihat rapuh namun bersih.

Ketika memasuki ruangan ini aku merasa berada di tempat yang sangat berbeda, terlihat seperti rumah tua padahal ini adalah ruangan yang berada di dalam Mension.

Aku merasa familiar dengan tempat ini, memang tidak mewah seperti ruangan lainnya namun aku merasakan kehangatan di dalam nya.

Aku melihat Levi tertidur di sebuah sofa, entah apa yang ada di dalam pikiran Levi sehingga ia tertidur di ruangan seperti ini, lebih parahnya lagi ada kasur empuk yang dapat ia gunakan untuk tidur, namun ia malah lebih memilih tidur di atas sofa yang terlihat sudah tua dan pastinya tidak nyaman.

Aku berjalan mendekat ke arah nya, tidurnya terlihat gelisah, tangan nya memegang sesuatu. Aku mengambil benda yang Levi pegang dengan hati-hati, tidak ingin Levi terbangun dari tidurnya.

Dalam foto itu terlihat Levi dengan dua orang yang tidak ku kenali namun, aku merasa familiar. Aku tidak tahu mengapa dadaku terasa sesak ketika melihat foto itu.

Levi dengan wajah yang lebih muda meskipun kini wajahnya tidak jauh berbeda, dia benar-benar awet muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Levi dengan wajah yang lebih muda meskipun kini wajahnya tidak jauh berbeda, dia benar-benar awet muda. Satu orang lagi lelaki yang memiliki perbedaan tinggi badan yang cukup jauh dengan Levi, berambut pirang abu dengan senyuman hangat di wajahnya, hanya dengan melihat foto ini semua orang akan tahu bahwa lelaki itu memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Levi.

Satu orang lagi adalah seorang gadis cantik berambut merah, mereka bertiga tampak sangat akrab. Jika memang Levi memiliki sahabat sedekat ini, mengapa aku belum pernah melihat mereka? Apa benar asumsi ku bahwa mereka berdua adalah sahabat Levi? Karena seingat ku Levi adalah putra tunggal, dengan kata lain ia tidak memiliki seorang kakak ataupun adik.

Aku kembali melihat wajah Levi, wajahnya masih seperti sebelumnya, terlihat gelisah. Ku elus surai hitamnya berusaha membuatnya tenang dan syukur lah.. hal yang ku lakukan membuahkan hasil. Levi terlihat lebih tenang di banding sebelumnya.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang