Kini aku tengah sarapan bersama dengan Levi, kegiatan ini memang jarang kami lakukan mengingat aku yang sering bangun kesiangan jika memiliki kelas pagi.
Levi menyelamatkan ku dari Ame yang tengah mengintrogasi ku namun sebenarnya aku juga ingin menjauh dari Levi, entah mengapa jika berada di dekat nya jantung ku berdetak tak karuan, apa mungkin aku memiliki penyakit?
Setelah sarapan Levi berangkat dan aku juga berangkat ke kampus ketika siang harinya. Sore dan malam nya pula tidak ada yang berubah, sama seperti biasanya. Mungkin yang berbeda adalah aku, aku kini selalu berdebar ketika berbeda di dekatnya.
Akhir-akhir ini juga, Levi terlihat gelisah. Ia sepertinya mendapatkan masalah di tempat kerjanya atau sebagai nya, namun aku tidak berani bertanya. Aku tidak memiliki hak untuk menanyakan itu. Meskipun aku mengkhawatirkan nya, namun aku tidak bisa.
Berhari-hari telah terlewati, tanpa terasa besok sudah akhir pekan lagi. Eren mengajak ku ke taman hiburan, karena kalau di pikir sudah lama aku tidak berkunjung ke tempat itu, aku mengiyakan ajakan nya. Aku tidak memiliki acara di hari libur lagipula aku juga butuh hiburan bukan?
Aku menggunakan pakaian santai untuk keluar rumah yang biasanya ku kenakan. Aku melihat diriku di depan cermin, sudah terlihat rapih. Aku sudah siap untuk pergi, namun entah mengapa aku merasa melupakan sesuatu.
"Mau pergi kemana?" Tanya dengan nada dingin orang di belakang ku.
Benar saja ada hal yang ku lupakan, aku lupa meminta ijin pada Levi.
"Aku ingin ke taman hiburan yang ada di dekat sini, tidak terlalu jauh kok.. Aku pulang sore." Jawab ku, aku yakin Levi mengijinkan nya, lagipula ini hari libur dan aku membawa handphone ku kali ini, sehingga aku dapat memberikan kabar padanya.
"Dengan siapa?"
"Eren."
"Bocah Yeager itu?" Aku balas dengan anggukkan.
"Bolehkan?" Tanya ku yang ku yakin akan di balas dengan anggukkan atau kata "ya".
"Tidak"
"Terimakasih aku akan bawa ole- hah apa?" Aku benar-benar tidak terima jawab dari Levi, tidak ada alasan dia untuk melarang ku.
"Aku bilang tidak." Perintahnya mutlak.
"Yasudah kalau begitu, aku akan tetap pergi, lagipula aku hanya ingin bilang, tidak perlu ijin dari mu." Ucap ku sambil keluar dari kamar.
Ini adalah perdebatan yang pertama terjadi setelah beberapa waktu, aku selalu mengalah karena aku tau sifat Levi, yang pastinya aku akan kalah jika berdebat dengannya.
Namun kali ini aku tidak ingin mengalah, apa salahnya si berlibur sesekali? Aku jenuh dengan tugas-tugas ku dan juga jantung ku perlu istirahat, jantung ku lelah karena selalu berdetak kencang jika berada di dekat Levi. Sebenarnya ada harapan kecil juga di hatiku, jika aku terus menghibur diriku dan menyibukkan diri ku aku bisa tertidur nyenyak, pasalnya mimpi itu mengerikan itu sering sekali datang, walau terkadang tidak, sampai saat ini aku tidak tahu penyebabnya.
Aku keluar dari Mension mewah ini, menaiki kendaraan umum untuk menuju taman hiburan yang Eren maksud. Sesampainya di pintu gerbang taman hiburan, aku melihat Eren yang sudah menunggu di sana sendirian.
Eren menggunakan baju kasual yang rapih, dengan jaket berwarna coklat, sepatu sneakers hitam dan jam tangan sebagai pelengkapnya.
Setelah melihat ke arah ku Eren langsung melambaikan tangan nya, aku pun berjalan ke arah nya. Senyuman terukir di wajah Eren semenjak ia melihat ku. Kami berdua menghabiskan waktu bersama, menaiki roller coaster, komedi putar, Bumper car, Sky Swinger, berfoto bersama, membeli gulali, makan siang bersama dan lain-lain, terakhir di sore hari kami menaiki Bianglala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Must Make You Happy (Levi X Reader) END
FanfictionApapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takdir yang terulang bagaikan neraka tiada akhir akan ku lepas kau dari lilitanya, aku berjanji.