Jam istirahat telah berdering, beberapa siswa mulai berhamburan keluar kelas dan menuju kantin sekolah, namun tidak dengan seorang gadis SMA kelas akhir yang kini tengah duduk di kursi paling pojok dekat dengan jendela, tepatnya di kelas nya, kelas 3A.
Gadis itu dengan asiknya membaca buku yang ia pegang tanpa memperhatikan sekitarnya yang mulai sepi.
"[Name] ayo ke kantin!" Ajak seorang gadis cantik berambut pendek berwarna hitam legam.
Namun orang yang di ajak nya bicara tidak mendengarkan ajakannya.
"Oi.. [Name] Mikasa sedang bicara dengan mu" Seorang laki-laki dengan rambut hazel dan mata emerald menepuk bahunya.
Setelah sekian lama akhirnya [Name] pun tersadar akan kehadiran kedua orang yang memanggilnya.
"Ah.. Maaf kan aku Mikasa, Eren ada apa?"
"Ayo ke kantin!"
"Kalian berdua duluan saja."
"Ini kali keberapanya kau melewatkan makan siang hanya untuk membaca buku, ayolah!" Sambil menarik lengan [Name].
"Mikasa... Lepaskan.. Baiklah aku bisa jalan sendiri."
Yang di panggil namanya melepaskan genggamnya dan mereka bertiga berjalan ke kantin bersama.
"Dimana Armin?"
"Dia ada urusan dengan sensei¹, dia menyuruh kita untuk pergi lebih dulu." jawab Eren.
"Ah.. Seperti nya ia sangat sibuk."
Mereka bertigapun sampai di tempat yang mereka tuju, setelah itu mereka langsung membeli makan yang mereka suka.
Terlihat seorang gadis berambut diikat kuncir kuda melambai ke arah mereka bertiga.
"Oi.. [Name], Mikasa, Eren sini cepat!"
Tanpa babibu lagi mereka bertiga mendekat ke arah panggilan. Di sana sudah berkumpul teman-teman kelas mereka, Eren, [Name] dan Mikasa pun ikut berkumpul, merekapun makan bersama.
"Tunggu sepertinya ada yang kurang di sini, ada [Name], Mikasa, Eren, Berthold, Rainer, Annie, Ymir, Historia, Coni, Jean,Marco em.. Siapa yang tidak ada?" pikir gadis ikat poni itu.
"Armin. Dasar gadis kentang.."
"Ah.. Iya aku baru sadar!" Sasha tiba-tiba tersentak tidak terima dengan sebutan yang temannya berikan.
"Dasar muka kuda!"
"Kau bilang apa?"
"Sudahlah kalian berdua.." Historia melerai mereka.
"Ngomong-ngomong memang Armin kemana?" Rainer.
"Dia tadi ke..."
"Ah.. Itu Armin!"
Belum sempat Eren menjelaskan Sasha kembali melambaikan tangannya.
"Oi.. Armin sini!"
Armin yang menjadi bahan percakapan, mendatangi mereka dan ikut bergabung. Ia menjelaskan bahwa ia pergi ke ruang guru untuk mengurusi beasiswa kuliah.
"Em.. Ngomong-ngomong kalian akan lanjut ke mana?" tanya armin pada teman-temannya itu.
"Bukankah kita sudah sepakat akan masuk universitas yang sama?"-Eren.
"Maaf aku tidak bisa." -Annie.
"EH...!"
Kaget mereka serentak minus Mikasa yang masih tetap fokus dengan makanan nya.
"Kenapa?" Tanya Eren.
"Aku akan kuliah di luar kota, orang tua ku sudah merencanakan nya."
"Ah.. Sayang sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Must Make You Happy (Levi X Reader) END
FanfictionApapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takdir yang terulang bagaikan neraka tiada akhir akan ku lepas kau dari lilitanya, aku berjanji.