"Se-selamat datang kembali!" Itulah kata yang ku ucapkan ketika melihat Levi berdiri di hadapan pintu yang ku buka.
Aku benar-benar gelisah tidak tau apa yang harus aku katakan, sedangkan Levi sedari tadi hanya memandangiku.
"Hah.." Desah Levi setelah beberapa menit hanya memandangi ku. Levi berjalan mendekati ku, aku ingin sekali menghindari nya, namun di satu sisi aku juga takut jika aku terlihat berbohong.
Tiba-tiba Levi memegang belakang kepalaku dan menyatukan jidat kami, "Apa yang ka-" Ucap ku terkejut dengan apa yang Levi lakukan.
"Sedikit panas, apa kau sakit lagi?" Tanya Levi memotong perkataan ku.
"Ti-tidak.. Aku tidak apa-apa!" Aku melepaskan tautan kening kami.
"Hah.. Apa airnya sudah siap?" Desah Levi sambil menanyakan air yang biasanya ku siapkan untuknya mandi.
Semenjak aku merasa kesehatan ku membaik, aku yang melakukan beberapa pekerjaan kecil ya.. Contohnya seperti menyiapkan air untuk Levi mandi, karena Levi tidak suka seseorang memasuki kamarnya selain menyiapkan nya air untuknya mandi, namun aku heran mengapa Levi mengijinkan aku tinggal di kamarnya, bahkan aku tidak di ijinkan tinggal di kamar lain, meskipun ia sudah menjelaskan aku tetep tidak percaya itu.
Lupakan soal itu, yang paling penting sekarang aku belum menyiapkan air yang biasanya ku siapkan dan aku bingung apa yang harus aku katakan pada pria di hadapan aku ini.
"Oi.. Kenapa malah melamun?" Levi membuyarkan lamunan ku.
"I-itu maaf aku lupa menyiapkannya, aku akan menyiapkannya." Cicit ku sambil berjalan pelan ke arah kamar mandi.
"Tidak menyambut ku dan lupa menyiapkan air, apa saja yang kau lakukan?" Ucap Levi yang membuat langkah ku terhenti.
Yang Levi katakan adalah hal yang bisanya aku lakukan setiap harinya, wajar jika Levi merasa curiga dan aku juga khawatir jika Levi sudah mengetahui apa yang aku lakukan tadi siang. Kebiasaan yang aku dan Levi lakukan ini bukan berarti kami adalah pasangan suami-istri atau bertingkah demikian. Lebih tepatnya aku melakukan apa yang biasanya para pelayan ini lakukan sebelumnya namun bedanya adalah aku yang tinggal di kamar nya dan Levi membiarkan aku tidur di atas kasur nya, sedangkan dia tidur di atas sofa dan lebih sering hanya tidur dengan duduk di bangku. Aku kadang berpikir apakah badannya tidak sakit dan apa dia tidur dengan nyenyak, namun aku tidak terlalu memikirkan nya.
"Maaf aku lupa." Aku tidak bisa memikirkan alasan lain.
"Bahkan lupa mandi?"
"Aku keasikan membaca buku."
"Membaca buku membuat berkeringat seperti itu?" Levi terus memojokkan ku.
"Cu-cuaca nya pana-"
"Bibi(ibunya Mikasa) mengatakan pada ku, kau pergi dengan Mikasa." Aku tak bisa beralasan lagi.
"Ah.. Baiklah.. Iya aku pergi dengan Mikasa." Aku mengaku, kebohongan ku sudah jelas terbongkar.
"Tanpa ijin dari ku?"
"Bagaimana caranya aku ijin padamu?" Tidak menjawab apa yang Levi katakan aku malah balik bertanya padanya.
"Mikasa datang dan membawa ku secara tiba-tiba." Tambah ku.
"Baiklah hanya untuk kali ini saja, cepat pergi mandi dan siapkan air untuk ku." ucap Levi yang membuat ku merasa lega.
Tidak ingin membuat Levi marah lagi, aku langsung memasuki kamar mandi dan melakukan apa yang Levi katakan.
_________
Author POVKini [Name] sedang merebahkan diri di kasur, merasa lelah karena marathon untuk tepat waktu sampai di rumah yang berujung sia-sia karena Levi sebenarnya dari awal sudah mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Must Make You Happy (Levi X Reader) END
Fiksi PenggemarApapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takdir yang terulang bagaikan neraka tiada akhir akan ku lepas kau dari lilitanya, aku berjanji.