Mataku terbuka ketika matahari mulai menampakan dirinya. Aku sudah tenang, dan mencoba mencerna semua yang terjadi padaku.
Ingatanku masih belum pulih sepenuhnya namun aku bisa menyimpulkan satu hal. Kalung yang kini ku pakai, buku itu dan juga pohon ataupun lukisan membuat ingatan kembali.
Aku berasal dari abad 21, aku sudah berulang kali mengulang kehidupan dengan latar yang berbeda namun dengan akhir yang sama, akhir dimana aku dan Levi selalu berpisah tidak pernah bersatu.
Aku tidak tau semua yang ku alami ini adalah anugerah atau kutukan. Ingatan ku masih kabur, ingatan ku berantakan, mungkin itu semua terjadi karena aku telah mengulang berpuluh-puluh kali.
"[Name] kau sudah bangun?" Tanya Levi memasuki kamar.
"Sudah membaik?" Tanyanya lagi sambil membawa nampan berisi makanan.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja." Senyum ku pada Levi berusaha membuatnya tidak khawatir.
Aku merasa bersalah karena membuat Levi dan yang lainnya khawatir, pasalnya aku pingsan di kediaman Yeager waktu itu, hingga mereka harus membawa ku yang tak sadar ini ke rumah dan aku di buat mereka khawatir lagi karena aku terbangun dengan teriak dan mengerang kesakitan.
Aku memakan sarapan ku dengan perlahan, Levi hanya memandangi ku tanpa mengatakan apapun. Aku berusaha fokus menghabiskan makanan ku namun sekali-kali melirik ke arah Levi.
Meskipun aku berusaha bersikap tenang, hatiku tidak demikian. Pecahan ingatan ku telah kembali, aku takut.. Aku sangat takut itu semua akan terjadi lagi.
"[Name] apa kau baik-baik saja?" Tanya Levi.
"Aku baik-baik saja." Jawabku seperti sebelumnya.
"Jika ada sesuatu ceritakan saja." Ucap Levi sambil mengusap kepala ku.
Kehangatan ini, ingin ku rasakan selalu. Ingin rasanya ku ceritakan semua yang telah ku alami, namun siapa yang akan percaya? Apalagi setelah keluhan yang ku alami, mereka akan mencap aku sakit.
Levi sekalipun, apa dia akan percaya padaku?
Daripada memberitahu apa yang terjadi padaku, aku lebih memilih ingin mengenal Levi lebih dalam, Levi yang ada di dunia ini, Levi yang kini ada tepat di hadapan ku.
Bahkan ketika aku tidak memiliki ingatan ku sebelum nya, aku tetap jatuh cinta padanya. Mungkin tidak hanya aku yang seperti itu, banyak yang mencintai nya, bahkan ketika ia hanya sebuah karakter fiksi. Oleh sebab itu aku harus bersyukur kini bisa melihatnya, berada di sampingnya.
Hari ini aku kembali menjalankan aktivitas ku sebagai mahasiswi seperti sebelumnya. Tugas ku begitu banyak hingga membuat kepala ku sakit, melihat aku yang selalu memegangi kepala ku ketika mengerjakan tugas sepertinya membuat Levi khawatir hingga ia memberikan obat.
"Minumlah ketika pusing mu datang." Itu yang Levi katakan.
Entah mengapa aku merasa tidak asing dengan obat yang Levi berikan, mungkin sebelumnya aku memang pernah meminumnya.
Aku lebih sering menghabiskan waktu dengan Levi, aku sangat takut kehilangannya. Meskipun aku selalu bersamanya, namun Levi jarang bercerita tentang dirinya.
"Ame bisa membantu ku?" Tanya ku pada Ame yang kini tengah membantuku menata rambut.
"Tentu saja Nyonya.. Apa itu?"
"Aku ingin bertemu dengan Sang ketua." Jawab ku atas pertanyaan Ame, namun Ame malah memiringkan kepalanya.
"Sang ketua?"
"Ibumu, Bibi Garnet."
"EHHH!"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Must Make You Happy (Levi X Reader) END
FanfictionApapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takdir yang terulang bagaikan neraka tiada akhir akan ku lepas kau dari lilitanya, aku berjanji.