18. Crisis

127 33 4
                                    

Yoora memeluk lututnya, ia sesekali menengok ke arah pintu ruang oprasi yang masih setia tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoora memeluk lututnya, ia sesekali menengok ke arah pintu ruang oprasi yang masih setia tertutup.

Gadis itu menatap tangannya yang masih terdapat bercak darah Soobin.

"Please.." batinnya takut. Ia mengusap buliran bening yang mengalir di pipinya.

"YOORA!" Lia berlari menuju Yoora dan langsung memeluk sahabatnya. Dibelakang Lia ada seorang pemuda berpakaian jas rapih menatap mereka sendu, Yeonjun.

"Kamu gapapa?" Tanya Lia khawatir, ia merapihkan rambut Yoora yang berantakan.

"Soobin.." lirihnya sambil terisak.

"Everything's gonna be okay" Lia memeluk erat sahabatnya sambil menepuk punggungnya.

Yoora menangis keras dilorong sepi itu, tangisannya bisa membuat siapa saja ikut merasakan kesakitannya.

Kedua pasangan berusia 40 tahunan datang kesana dengan wajah pucat, orang tua Soobin.

Yoora berlutut didepan mereka sambil mengucapkan kata 'maaf' berkali-kali.

Ibu Soobin memeluknya dan menenangkannya, taka ada yang bisa disalahkan disini.

"Harusnya aku ngelarang dia untuk ngelawan" isak Yoora dipelukan ibu Soobin.

"Tenang ya Yoora. Kamu harus bersihin diri kamu dulu" ucap ibu Soobin, cara bicaranya sama seperti sang anak. Lembut dan bisa menenangkan dirinya.

Yoora mengangguk, ia berusaha bangkit dari sana dan menuju kamar mandi.

Yoora keluar dari kamar mandi setelah membersihkan darah yang menempel di tangan dan pakaiannya, walaupun tak sepenuhnya bersih.

Ia harus cepat kembali, ia harus mendengar kabar baik dari dokter yang melakukan operasi.

"Luka 4 tusukan disekitar pinggang dan perut, dia hampir saja kehabisan darah. Untungnya nyawanya masih bisa diselamatkan, tapi kita tidak bisa mengetahui kapan dia bisa sadar" jelas sang dokter.

"M-maksud dokter?" Tanya ibu Soobin, pikiran buruk kembali memenuhi kepalanya.

"Singkatnya, sekarang pasien dalam kondisi koma"

Ibu Soobin langsung jatuh tersungkur, akhirnya pertahanannya hancur. Wanita itu menangis disana, suaminya hanya bisa menenangkannya.

Reaksi Yoora tak jauh berbeda, gadis itu hampir terjatuh jika Lia tak menahannya.

"Semuanya gara-gara gue.." gumamnya.

Lia menggeleng, "Ga ada yang bisa disalahin. Kamu ga salah sama sekali Yoora"

Yoora tak berhenti menangis sejak tadi, ia bahkan tak berani masuk ke ruang rawat Soobin walaupun sudah mendapat ijin dari orang tuanya.

Moon & Earth || Choi Soobin [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang