38. Setan!

8.2K 702 22
                                    

"KAK EMBUN!!!!!!!!!" Teriak Caramel sambil keluar dari dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK EMBUN!!!!!!!!!" Teriak Caramel sambil keluar dari dalam kamarnya.

"Kakak rese banget sumpah. Kenapa photobook SuJu-nya dicoret-coret gini sih kak?"

"Itu bukan coret-coret sugar.. itu adalah karya seni. Coba liat dong wajah-wajah mereka. Jadi makin ganteng kan, kakak bikinin jambang, kumis dan jenggot."

"Ganteng darimana? Kalau Cempaka sampe tahu, nasib persahabatan aku bakalan ancur sama kayak photobook ini. Pokoknya kakak harus tanggung jawab! Kara nggak mau tahu! Jangan sampe Kara ngadu ke bang Al ya?"

"Oh jadi photobook itu punya si Cempaka. Kakak kira punya kamu. Maaf deh, kakak kan hanya menyalurkan rasa kegabutan kakak karena nggak dibolehin keluar sama Mommy."

"Kakak tuh lagi sakit, harusnya diem-diem di tempat tidur. Enggak usah jalan-jalan ke kamar aku. Kakak tuh kenapa suka banget sih ke kamar aku? Isengin aku? Emangnya kakak nggak ada kerjaan lain apa? Baca buku kek atau maen game online. Kalo nggak undang temen-temen kakak aja ke rumah."

"Yang pertama, kamar kamu itu luas dan nyaman. Yang kedua, isengin kamu itu bikin kakak happy. Dan yang ketiga, mereka lagi pada sibuk latihan sama rapat OSIS." Jelas Embun.

Caramel menghela napas. "Gimana kalo Kara temenin kakak jalan-jalan. Ke taman deket rumah aja, yah itung-itung sekalian latih kaki kakak. Gimana?" Usul Caramel.

"Boleh tuh!" Embun mengangguk. Ide adiknya boleh juga. "Tapi kamu yang minta ijin ke mereka ya?"

"Sip!! Serahin semua ke Kara!" Ucap Caramel mengacungkan ibu jarinya.

.
.
.
.

Caramel mengajak Embun ke taman yang tak jauh dari kediaman mereka. Awalnya Melody meminta beberapa bodyguard untuk menjaga mereka. Namun Caramel bersikeras menolaknya. Begitu pula Embun, ia juga tak sudi jika harus ditemani bodyguard, menurutnya ruang gerak mereka akan sangat terbatas.

Dengan perlahan ia mendorong kursi roda Embun menuju bangku taman. Beberapa anak kecil bersama baby sitter menikmati wahana permainan sederhana yang disediakan taman itu. Tak hanya anak kecil, beberapa remaja juga sedang melakukan joging di sore hari. Pedagang asongan pun juga sudah mulai menempati lapak mereka masing-masing yang memang disediakan khusus untuk para pedagang.

"Kak... Kakak kapan sih mulai masuk sekolahnya?"

"Emangnya kenapa sugar? Ada yang jahatin kamu disana? Kenapa Willi nggak cerita ke kakak, kalo disekolah ada yang jahatin kamu? Atau dia nggak tahu kalo kamu dijahatin? Nggak becus dong dia kakak tugasin buat jagain kamu," cecar Embun.

"Bukan gitu kak. Aku tuh disana nggak ada yang jahatin. Gimana ada yang mau jahatin, ada yang mau deketin aku aja nggak akan bisa. Kak Willi itu sikap dan sifatnya sama kayak kakak-kakak yang lain. Super duper posesif. Aku tuh sampe-"

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang