1. Beginning

125K 4.3K 27
                                    

• Jakarta 2003

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Jakarta 2003

Maya menatap test pack dengan 'dua garis' yang berada ditangannya. Air matanya mengalir. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia tidak ingin menggugurkan kandungannya, tapi ia juga tidak ingin menanggung aib yang begitu besar.

Sedikit ragu ia menelepon seseorang yang sangat dekat dengannya dan ia percayai. Annisa. Sahabat pantinya.

Maya dan Annisa adalah gadis yatim piatu. Mereka tinggal dan besar di sebuah panti asuhan kecil di pinggiran kota Jakarta.

Maya menghubungi Annisa dan memintanya untuk datang ke kontrakan kecil yang ia sewa. Tak berapa lama Annisa sampai dan langsung masuk ke dalam kontrakan. Ia terkejut mendapati keadaan sahabatnya yang begitu berantakan.

"May??" Panggilan Annisa membuat sang empunya nama menoleh padanya.

"Hiks... Nis!?"

"Ya Allah May, kamu kenapa? Ada apa sama kamu?" Cecar Maya. Ia heran melihat keadaan Maya yang berantakan.

Maya kembali memeluk Anisa. "Nis, bagaimana ini? Aku sudah membuat malu Bunda. Aku hamil Nis! AKU HAMIL!!!"

"APA!!??" Teriak Anisa. Ia melonggarkan pelukannya dan merengkuh bahu Maya.
"Sekarang cerita sama aku, siapa ayah bayi yang ada dikandunganmu itu?"

Maya menggeleng. "Aku nggak tahu Nis. Aku nggak tahu. Aku nggak kenal siapa lelaki itu. Aku nggak tahu siapa namanya. Yang aku ingat hanya wajahnya." Aku Maya.

"Ja-jangan bilang kalau kamu adalah korban pemerkosaan?" Terka Annisa dan Maya mengangguk.

"Ceritain aku semuanya..." Pinta Annisa yang disanggupi Maya.

"Kejadiannya sekitar satu bulan yang lalu. Saat itu aku tengah berjalan pulang kerumah dari sekembalinya aku bekerja. Di persimpangan jalan, aku melihat lelaki itu tengah menundukkan kepalanya seperti akan muntah. Tanpa rasa curiga sedikitpun aku menghampirinya untuk membantunya. Namun tiba-tiba saja ia merengkuhku dan membawaku ke pelukannya sambil menggumamkan sebuah nama yang aku yakini adalah istrinya."

Annisa masih setia mendengarkan cerita Maya.

"saat itu aku memberontak dan langsung menamparnya. Namun ia seolah marah padaku dan menarikku ke sebuah rumah kosong diujung jalan sana. Dan tanpa aku lanjutkan kau pasti tahu bagaimana akhirnya kan Nis?" Tanya Maya yang diangguki Annisa. Dan ia kembali memeluk Maya.

"Lalu apa yang mau kamu lakuin? Kamu gugurin atau..." Tanya Annisa.

"Aku nggak mau nasibnya sama seperti kita. Tidak punya orang tua. Walaupun tanpa seorang Ayah, tapi setidaknya ia memiliki seorang ibu." Jawab Maya.

Annisa tersenyum. "Dan beberapa Tante dan om juga seorang nenek." Lanjutnya.

Maya tersenyum namun hanya sesaat, ia teringat bunda Lisa. Ibu panti yang selama ini membesarkan nya. "Tapi bagaimana kalau Bunda marah kepadaku?"

"Hei, tenang saja. Aku akan membantumu menjelaskannya pada Bunda." Ucap Annisa.

Maya tersenyum. Ia lega memiliki Annisa sebagai sahabat sekaligus saudarinya. "Makasih Nis. Kamu adalah sahabat sekaligus sahabat terbaikku." Ungkap Maya.

Maya tidaklah berbohong. Sejak dulu Annisa selalu menjadi penyelamatnya. Dulu jika ada segerombolan anak-anak kecil yang mengatai mereka berdua terutama Maya, Annisa pasti akan selalu berada didepan Maya, menjadi tameng bagi Maya.

 Dulu jika ada segerombolan anak-anak kecil yang mengatai mereka berdua terutama Maya, Annisa pasti akan selalu berada didepan Maya, menjadi tameng bagi Maya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
Haii.... Haii...

Semoga suka ya....

Maaf banyak typo...

Dan jangan lupa vote dan commentnya...

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang