2. Leukimia

71.8K 3.6K 10
                                    

Enam bulan berlalu setelah Maya menceritakan masalahnya pada Annisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enam bulan berlalu setelah Maya menceritakan masalahnya pada Annisa. Kini Maya kembali ke panti asuhan. Tinggal bersama Bunda Lisa, Annisa dan anak panti lainnya.

Awalnya para tetangga bergosip ria mengenai Maya, namun lama kelamaan gosip itu meredup dan tergantikan oleh berita lain.

Bunda Lisa sudah mengetahuinya, bahkan ia menjadi lebih protektif kepada Maya. Melarangnya ini dan itu. Bahkan ia sudah tidak diperbolehkan untuk bekerja lagi.

Siang ini adalah jadwalnya bertemu dengan dokter Samantha. Dokter kandungan yang juga sekaligus teman dari bunda Lisa.

"Maya bagaimana kabarmu?" Tanya dokter Samantha sesaat Maya menduduki kursi yang tersedia di ruangan itu.

"Baik dokter. Baby pun juga baik." Jawab Maya. Tak lupa senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.

"Bagaimana kau sudah siap menyapa calon putrimu?"

Maya menggangguk. "Always, dokter."

Dokter Samantha membimbing Maya untuk berbaring di brankar dan mulai melakukan USG dan pemeriksaan lainnya. Selang dua puluh menit, pemeriksaan telah usai. Seperti biasanya, dokter Samantha selalu memberikan petuah-petuahnya yang sama yang harus dituruti oleh Maya. Pasien yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

"Turuti semua pesanku May..."

"Baik dokter... Kalo begitu aku pamit pulang. Oh iya Bunda Lisa bilang, kapan dokter akan main ke panti lagi?"

"Oh iya-ya, saya sudah lama tidak berkunjung ke panti. Sampaikan pada Bundamu, akhir pekan nanti, saya akan berkunjung ke panti."

"Hmm..." Gumam Maya. Saat akan meninggalkan ruangan itu tiba-tiba Maya teringat sesuatu.
"Dokter Samantha boleh aku bertanya?"

"Tentu, tanyakan apa saja."

Maya kembali duduk dihadapan dokter Samantha.

"Karena ini adalah pertama kalinya aku mengandung. Apa hal yang wajar seorang calon ibu mengalami mimisan saat mengandung?"

Dokter Samantha nampak berpikir, kemudian menggeleng.
"Kalo itu saya juga tidak tahu. Karena setiap calon ibu pasti selalu berbeda menghadapi kehamilannya. Memangnya kau suka mimisan?"

"Bukan suka lagi tapi sering dokter..bahkan terkadang saat bangun tidur pasti selalu ada memar ditubuhku. Entah itu tangan ataupun kaki. Saat pulang berpergian juga." Terang Maya.

"Tunggu. Jadi selain mimisan kau juga sering memar?" Tanya dokter Samantha.

"Ng-iya dokter... Apa- terjadi sesuatu?"

"Entahlah saya juga tidak tahu. Tapi semoga tebakan saya salah semua." Ucap dokter Samantha. "Sebaiknya kamu memeriksakan dirimu ke rumah sakit yang lebih besar ke bagian Onkologi."

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang