42. Mission!!!

7.1K 668 32
                                    

"Itu mereka kak!" Caramel menghampiri Aruna dan Embun yang sudah menunggu mereka di dalam restoran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu mereka kak!" Caramel menghampiri Aruna dan Embun yang sudah menunggu mereka di dalam restoran.

"Maaf ya kak lama," sesal Caramel.

"Kakak sih nggak masalah. Yang jadi masalah itu bang Al. Dia dari tadi nanyain kamu. Dia nggak bisa telpon kamu karena hape kamu nggak aktif. Akhirnya kakak yang jadi sasaran. Untung aja kakak punya seribu alasan hasil berguru dari si Randy."

"Ehehehe, makasih kakak Kara yang paling ganteng. Mmuach...." Caramel langsung mencium pipi Embun.

"Nanti lagi ya ngobrolnya. Sekarang kita makan. Kamu udah laper kan?" Ucap William menunjukkan sikap posesif-nya.

Saat sedang makan, Embun menyadari sesuatu tentang adiknya. "Kamu potong rambut?"

"Kakak nyadar toh. Rambut Kara udah kepanjangan, jadinya ya Kara potong aja. Tapi cocok nggak kak dipotong pendek?"

"Cocok... Rambut kamu mau panjang kek, pendek kek tetep aja cantik. Eh tapi- kenapa model rambutnya sama kayak elo Run?"

"Eh masa sih kak?" Caramel mengambil handphone dan melihat dirinya dari layar handphone.

"Ih iya kok sama sih..."

"Kamu minta yang modelnya sama kayak dia? Tanya Embun menunjuk Aruna dengan dagunya.

"Enggak kok. Aku cuman bilang minta dipotong pendek aja sesuaiin sama muka aku. Ya kan kak Will? Terus sama mbak-mbaknya dipotongnya model kayak gini. Aku nggak bakal ngira model rambutnya bakalan sama kayak kak Aruna. Lucu ya? Nanti kita disangkain kembar kalo dari belakang." Tawa Caramel.

" Tawa Caramel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya.... Tapi, aku lebih tinggi dari kamu."

"Kak Aruna mah bawa-bawa tinggi badan,"

"Emang kenyataan Kara.... Kalo di ukur nih ya, aku sama kamu itu bedanya 10 cm." Ucap Aruna, Embun mengangguk-angguk menyetujui pernyataan gadis itu.

Bukannya marah, Caramel justru tersenyum melihat kekompakkan kakak sepupunya dan Aruna.

"Kamu kenapa senyum-senyum sayang?" Tanya William.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang