40. Langit tak bercahaya

9.1K 867 88
                                    

Semua anggota keluarga Dirgantara menatap ke satu orang yang duduk disamping Caramel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua anggota keluarga Dirgantara menatap ke satu orang yang duduk disamping Caramel. Aruna.

"Jadi kamu putri Raditya Prabowo?" Richard angkat bicara.

"Tadinya. Tapi setelah mengetahui kebenarannya. Saya bukan lagi putrinya." Jawab Aruna.

"Lalu apa yang kamu ceritakan tadi benar? Chintya yang menyuruhmu melakukan itu?"

Aruna mengangguk. "Bahkan wanita itu pernah menemui Kara dan mengancamnya,"

Semua orang menoleh ke Caramel. Membuat gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Benar itu, princess?" Alaska mewakili pertanyaan semua orang. Dengan ragu Caramel mengangguk.

Alaska menutup mata. Menahan emosinya.

"Kenapa kamu tidak cerita sama kami sayang? Kamu tidak anggap kami sebagai keluargamu?" Melody bertanya kepada putrinya.

"Bukan gitu Ma, Kara cuman enggak mau kalian celaka."

"Apa yang wanita itu lakukan padamu?" Tanya Richard.

"E..." Caramel memainkan jari jemarinya.

"Wanita itu mengancam akan membuat salah satu anggota keluarga Dirgantara celaka kalau sampai Kara tidak mengikuti perintahnya," Aruna mewakili Caramel.

"Kak Embun celaka itu karena Kara nggak mau ngikutin perintah Grandma."

Chintya masih pantas ia anggap sebagai 'Nenek' kan? Karena masih menjadi istri sah Grandpa-nya.

"Kenapa kamu berpikiran seperti itu sugar?" Embun tidak suka melihat sang adik menyalahkan dirinya sendiri.

"Karena setelah Kara menolak perintah Grandma, Kara langsung mendapat kabar kalau kak Embun kecelakaan." Jelas Caramel. "Dan Kara merasa itu semua sal-"

"Ihhh kakak tuh gemes tau nggak sama kamu sugar. Kakak itu kecelakaan karena ngehindar anak kecil yang tiba-tiba nyeberang. Daripada kakak nabrak anak kecil, ya mending kakak banting stang aja. Bukan salah kamu, sugar. Jadi jangan pernah nyalahin diri kamu lagi. Oke?"

"Bener kayak gitu?" Tanya Caramel.

"Iya. Percaya deh sama kakak..." Ucap Embun, dan dibalas anggukan oleh Caramel.

"Kalo gitu Kara boleh tidur ya? Kak Runa boleh tinggal disini kan Grandpa? Ma? Pa? Semuanya?" Tanya Caramel dengan puppy eyes-nya.

Baru saja Alaska dan Embun akan menjawab, tapi Richard mendahuluinya.

"Tentu sayang,"

"Benar Grandpa?" Tanya Caramel sekali lagi. Richard mengangguk membuat Caramel tersenyum lebar.

"Yeay akhirnya Kara punya roommate juga. Ayo kak! Eh- lupa..." Caramel menghampiri seluruh anggota keluarganya kecuali Langit yang masih berada di rumah sakit, lalu mencium pipi mereka satu per satu sambil mengucapkan "selamat tidur" dan setelahnya menggandeng tangan Aruna untuk ikut ke kamarnya.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang