...
Embun membatalkan niatnya untuk masuk ke kelas lebih dulu. Pasalnya sang adik meminta ijin padanya untuk membeli camilan yang berada di seberang sekolah mereka. Camilan pinggir jalan. Kalau sampai Alaska tahu dirinya mengijinkan Caramel membeli camilan pinggir jalan, habis sudah. Setiap hari ia pasti akan di ajak olahraga oleh Alaska.
Sementara Aruna, sudah terlebih dahulu masuk ke kelas. Bukan tanpa alasan, jadwal pertama kelas Aruna akan diadakan ujian. Jadi gadis itu lebih dulu masuk ke kelas.
Embun menunggu Caramel di pos security, itu juga atas perintah sang adik.
Sambil menunggu, Embun bermain game online. Tapi sesekali matanya mengawasi sang adik dari seberang jalan. Hingga ia kehilangan fokusnya pada game karena mendengar suara dentuman keras dan teriakan orang-orang di sekitarnya."SUGAR!!!!!!" Teriak Embun menyadari bahwa suara dentuman keras itu berasal dari seberang jalan.
...
William tersenyum lebar saat tak sengaja melihat seseorang yang sekarang sudah menjadi kekasihnya itu sedang membeli camilan di pinggir jalan. Sepertinya ia harus berterimakasih pada Randy. Kenapa? Karena saat ia masih berada di parkiran, ia mendapat chat dari Randy yang menyuruhnya untuk mampir ke minimarket yang berada di seberang sekolah, untuk membelikannya beberapa batang cokelat untuk ia berikan pada gadis incarannya. Ralat. Bukan yang seumuran dengannya. Melainkan seorang guru wanita muda yang membuatnya jatuh hati.
Seorang guru yang baru beberapa minggu mengajar.William menghampiri Caramel yang nampak serius mengobrol dengan ibu penjual.
"Tulang rusuk kakak," bisik William tepat di telinga Caramel.
Seketika Caramel menoleh, membuat wajahnya dan wajah William hanya berjarak beberapa sentimeter saja, sampai hembusan nafas William bisa ia rasakan. Dengan cepat Caramel memalingkan wajahnya, karena malu.
"Kita kan udah pacaran. Kamu masih malu aja sama kakak?"
"Enggak kok,"
"Yakin?" Goda William.
"Ihhh kak Willi, ngeselin banget sih.."
William terkekeh, inilah kenapa ia senang sekali menggoda kekasihnya itu.
"Eh, kakak ngapain disini? Mau jajan cilok juga?"
"Cilok?" Tanya William.
"Iya, cilok. Aku kan lagi jajan cilok. Kakak mau jajan cilok juga?"
William terkekeh. Benar juga, kekasih mungilnya itu sedang membeli cilok. "Enggak! Nih, kakak abis beli pesenannya Randy. Kamu sendirian? Kakak kamu?" Balas William menunjukkan kantong belanjaannya.
"Tuh," Caramel menunjuk Embun yang masih berada di pos security. "Aku sengaja nyuruh kak Embun nungguin disana."
"Oh... Kamu udah selesai jajannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen FictionSedari kecil tinggal di panti asuhan tak membuat Caramel Malaika Princessa atau yang biasa disapa Kara ini tak bahagia.... Buktinya, ia selalu bisa tersenyum walau harus bekerja banting tulang demi melunasi pinjaman bank yang dilakukan oleh ibu pant...