13. Kekeluargaan

3.6K 141 1
                                    

Sudah lama sekali rasanya, Brill tidak pergi bersama Anette. Ia tidak melakukan hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan penat bersama Anette. Dan hari ini, Brill bersama Anette sedang ada di salah satu mall besar di kota mereka.

Membeli berbagai macam pakaian, makanan, mempercantik diri di salon, bahkan bermain di area bermain anak hingga membeli koin sebanyak tiga kali. Seru sekali.

"Kau mau ke mana lagi Anette?" tanya Brill, setelah keluar dari toilet.

"Kau tidak lelah Brill?" Anette balik bertanya.

Pasalnya, ia sendiri saja lelah. Apalagi Brill yang harus membawa perut besar itu ke mana-mana, usianya sudah menginjak enam bulan.

"Ini menyenangkan, bahkan tadi saat kita makan dia menendang." Brill terkekeh.

"Jika Deon tahu, dia pasti akan memarahiku karena membuatmu berjalan naik turun eskalator sebanyak hari ini."

Anette memijat kepalanya yang tiba-tiba saja terasa berdenyut melihat tingkah laku Brill. Dia sedang hamil, tapi semangatnya melebihi anak-anak yang melakukan pertandingan lari jarak jauh.

"Selama kartu ini ada bersamaku, aku tidak akan merasa lelah." Brill menunjukkan kartu debit Deon yang tadi pagi diberikan lelaki itu padanya.

Deon berpesan, habiskan saja isinya jika Brill mampu. Sombong sekali lelaki itu.

"Dasar."

Brill tertawa. "Ayo, aku mau makan lagi, Anette. Perutku lapar."

"Astaga, kau sudah makan dua burger besar tadi, Brill."

"Itu hanya makanan pembuka."

"Sialan kau, Brill!"

Brill tertawa begitu puas.

***

Mereka makan makanan jepang begitu banyak, seperti tidak ada hari esok untuk kembali membeli makanan. Seperti besok makanan itu akan lenyap dari dunia, dan mereka tidak bisa menikmatinya kembali.

Brill mengusap perutnya, ia terkekeh pelan saat melihat Anette seperti mabuk makanan hari ini. Sahabatnya itu sudah kenyang, tapi tetap memaksakan diri untuk mengikuti semua kemauan Brill berburu makanan.

"Kau kuat berjalan tidak, Anette?" tanya Brill, ia sudah membawa barang belanjaannya.

"Kuatlah, meski sebenarnya kekenyangan membuatku malas bergerak."

Brill menggandeng jemari Anette, dan mereka berdua keluar dari restoran. Baru saja tiga langkah, Brill dan Anette dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang tidak pernah mereka duga akan bertemu di sini, sebelumnya.

"B—Brilliana?"

"Saron?"

Saron menelisik penampilan Brill yang jauh berbeda dari yang terakhir kali dia temui. Brill sendiri hanya santai, membalas tatapan Deon yang berdiri di sebelah Saron. Untung saja, awalnya Deon sudah memberitahu Brill bahwa dia akan menemani wanita itu berbelanja. Jadi, Brill tidak perlu terkejut.

Sebagai pengalihan atas kecemburuan Brill, Deon memberikan kartu debitnya pada wanita itu. Padahal sebenarnya Brill sudah tidak peduli jika Deon akan pergi bersama Saron ataupun wanita lain. Toh, setiap gajian dia yang mendapat setengah uang Deon, setiap malam dia juga yang leluasa memeluk Deon dan merasakan sentuhan lelaki itu.

"Kau, hamil?" ucap Saron ragu.

Brill tersenyum, mengusap perutnya yang sudah tidak dapat disembunyikan lagi dibalik jaket tebal yang membungkus tubuhnya. Ia tersenyum kecil, tanpa ragu mengangguk pada Saron yang masih melihatnya dengan heran.

Forbidden RelationShit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang