7

331 73 2
                                    

Melalui waktu penerbangan yang tidak sebentar, mereka tiba di bandara Domodedovo, Moskow saat larut malam-hampir dini hari. Pilot dari pesawat yang dibajak tersebut sudah mendapatkan izin turun bahkan sebelum meminta izin. Hal tersebut sungguh aneh, namun tidak bagi Yeri. Ia melihat suasana kondisi bandara yang tidak ramai saat pesawat benar-benar sudah mendarat. Samar, Yeri melihat pesawat dengan bendera Indonesia. Sedikit jauh dari tempat pesawatnya berada.

"Chego ty zhdesh'? My uzhe v Moskve. Spustimsya i vernemsya v Indoneziyu." [Apa yang kalian tunggu? Kami sudah di Moskow. Turunlah dan biarkan kami pulang ke Indonesia.]

Yeri dengan tegas mengatakan hal tersebut. Para pria asing itu melirik kesal. Mereka terlihat sedang menunggu sesuatu.

"Zhdem i ubezhdayemsya, bezopasen li aeroport. Dostatochno. Naslazhdaytes' vremenem ozhidaniya." [Kami sedang menunggu dan memastikan bandara ini aman. Sudahlah. Nikmati waktu menunggu kalian.]

Yeri melihat sekeliling. Ada sesuatu yang bergerak menuju mereka. Apa itu para penyelamat? Atau musuh yang semakin banyak?

.

Keanu dan Tim sudah tiba di bandara Moskow sebelum pesawat yang mereka incar tiba. Mereka memang menggunakan pesawat dengan kecepatan tinggi dan langsung menuju Moskow sehingga bisa mendahului pesawat tersebut. Mengurus perizinan pendaratan darurat dan menangani segala sesuatu hal yang ada di dalam pesawat tanpa campur tangan pihak Rusia. Pihak Kedubes RI juga mengurus hal-hal lain termasuk kemungkinan jika mereka diharuskan tinggal untuk sementara waktu.

"Tim satu kepung pesawat, dan para Pandawa akan berusaha masuk untuk mencoba bernegosiasi," titah Keanu.

"Siap Kapten!"

Mereka segera berpencar menuju posisi yang telah direncanakan. Keanu, Nathan, Jae, Miko dan Yoga akan berusaha berkomunikasi, bernegosiasi dan masuk ke dalam pesawat.

"Total 32 penumpang. Hati-hati dalam setiap langkah, kita tidak bisa membahayakan nyawa mereka," bisik Keanu pada anak buahnya.

Keempat lelaki yang bersama Keanu mengangguk.

"Ayo, kita masuk melalui pintu darurat."

.

Yeri harap-harap cemas. Wanita itu berharap para pembajak tidak menyadari adanya para prajurit yang mendekat. 'Semoga semua berjalan dengan lancar.'

Bugh

Dua pria berseragam pilot tersungkur. Mereka berlutut dengan kedua tangan terangkat. Wajah ketakutan tak bisa disembunyikan. Yeri tak bisa diam saja melihatnya. Ia berdiri dan mendekat.

"What are you doing? Chto vy, rebyata, grubo s pilotom?" [Kenapa kalian kasar pada pilot?]

Pemimpin kelompok itu mendecih. "Net pravila, zapreshchayushchego nam grubit'." [Tak ada aturan yang melarang kami berbuat demikian.]

"We're here. Moskow. Go away and let us go."

"Podozhdi, poka my deystvitel'no uydem." [Tunggu beberapa waktu sampai kami benar-benar pergi.]

"Chego ty zhdesh'?! U nas tozhe mnogo raboty. Ne tol'ko ty!" Yeri mulai tersulut emosi. [Apa yang kalian tunggu?! Kami juga punya banyak urusan, bukan hanya kalian!]

Mereka tidak menjawab malah tertawa. Mereka benar-benar menganggap Yeri adalah lawan yang remeh. Ya, Yeri tidak sekuat itu memang. Tapi Yeri tetap saja tak suka ditertawakan demikian.

"Kapten, kalian duduklah bersama yang lain. Tunggu sebentar lagi. Penyelamat akan datang. Mereka sudah mengepung pesawat ini."

Pilot dan asistennya mengangguk. Keringat dingin mengucur namun nafas mereka terdengar lega. Mereka merasa lega mendengar ucapan Yeri. Mereka merangkak menuju bangku penumpang bergabung dengan penumpang yang lain.

Our Love Maze √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang