12

315 70 3
                                        

Yeri meregangkan ototnya. Lega rasanya bisa tidur dengan nyaman. Tubuhnya terasa jauh lebih baik. Dengan tangan masih mengucek mata, Yeri melihat ke arah luar jendela. Hari sudah gelap.

"Astaga! Berapa jam aku tidur?!!!!!! Aku tidur apa latihan mati sih?!" Yeri bergegas turun dari tempat tidur.

Ia meraih handuk bersiap untuk mandi.  Sungguh, Yeri tak menyangka ia akan bangun ketika hari sudah gelap.

Suara pintu diketuk. Yeri menghentikan langkah yang hampir memasuki kamar mandi. Siapa?

Meski terlihat ragu, Yeri membuka pintu kamarnya. "Jojo?"

Nathan tersenyum lebar melihat Yeri yang membawa handuk di lengan sedang membukakan pintu. Pasti baru bangun tidur.

"Cha, makan malam."

"Aku bisa ambil sendiri nanti. Kenapa diantar?"

"Siapa tau kamu masih lelah. Butuh istirahat lebih, jadi aku bawakan kemari."

"Astaga Jojo... kamu tau aku tidur berapa jam? Sudahlah, aku malu mengatakannya. Aku seperti beruang yang sedang hibernasi."

"Tidak jadi seperti aurora?"

"Beruang lebih tepat."

Nathan terkekeh. Ia lalu mengusap pipi Yeri. "Pantas saja. Pipinya semakin tembem. Seperti beruang ternyata."

Yeri mendengus kesal. Ia menampik tangan Nathan. "Aku makan setelah mandi," Yeri mengambil nampan yang dibawa Nathan. "Astaga.. perhatiannya. Dari bawah sampai kamarku membawa nampan ini? Luar biasa sekali pasukan kita yang satu ini..."

Pujian yang terdengar seperti suara ledekan. Nathan sedikit tersinggung. "Tak suka?"

"Sangat suka. Terimakasih Jonathan Arrafiq..."

"Samasama Chacha... aku ke bawah ya. Ditunggu Jae."

"Ada urusan?"

"Tidak. Hanya lihat-lihat keadaan sekitar. Mandilah. Biar badanmu segar. Jangan lupa makan."

Yeri mengangguk.

Nathan meletakkan sebuah susu kotak di ruang yang tersisa pada nampan. "Diminum ya. Love you~~"

Yeri salah tingkah lagi akibat ucapan tak terduga dari Nathan. Sial. Tangannya sedang membawa nampan! Mana bisa ia menutupi wajahnya?

"Jangan macam-macam, Jo..."

"Sama pacar mana mungkin macam-macam. Hanya bilang cinta. Ungkapan cinta. Salah?"

"Pacar?"

Nathan mengangguk. "Aku anggap begitu. Saat aku memutuskan pergi, tak ada kata selesai diantara kita. Ya sudah. Aku pergi."

Nathan benar-benar berbalik. Meninggalkan Yeri yang masih tertegun mendengar ucapannya.

"Ummm Jojo!"

"Ya?"

"Ya lyublyu tebya."

Setelah mengatakan kalimat berbahasa asing itu, Yeri menutup pintu. Nathan tersenyum lebar. Beruntung ia sempat mencari tau bagaimana cara mengatakan cinta dalam bahasa Rusia. Sesekali ingin mencoba namun ia sedikit sulit melafalkannya. Jadi, Nathan memutuskan untuk menggunakan bahasa yang ia kuasai.

"Bilang cinta masih malu-malu ya Cha?" Gumam Nathan lalu terkekeh.

*OUR LOVE MAZE*

Hari cepat berlalu. Korban pembajakan  pesawat akhirnya mendapatkan kabar yang ditunggu-tunggu. Setelah tiga hari menginap, mereka mendapatkan informasi bahwa pesawat untuk membawa mereka kembali ke tanah air sudah siap. Penerbangan dijadwalkan pukul 5 pagi waktu Rusia yang berarti pukul 9 pagi waktu Indonesia bagian Barat.

Our Love Maze √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang