27/12/2021
PART - 12. BERPISAH SEMENTARA
PENCET BINTANG DI SAMPING YA, TERIMAKASIH!HAPPY READING 🌻
"Maaf, saya- saya enggak bermaksud."
Zia menarik tangan dan memalingkan wajahnya. Kesal sudah pasti. Memang hubungannya dengan Zafran tak pernah ada yang tahu, karena pernikahannya tak tercium media sama sekali.
Sekarang kekesalan Zia bertambah dengan kepergian mereka ke Bali. Karena tiket yang di belinya itu berbeda. Karena membelikan tiket bisnis untuk Reyhan dan ekonomi untuknya.
"Zia, saya-"
Reyhan yang tadi ingin menyentuh pundak Zia jadi terhenti.
"Saya enggak suka ya Pak! Padahal kita sudah pasti bakal ke Bandung. Dan sekarang malah ke Bali. Dan selama kita pergi keluar, kita selalu beda kelas, atau nomor tempat duduk."
"Ini bukan mau saya Zia. Saya baru dapat kabar tadi pagi jika kita ganti penerbangan. Dan soal kelas dan tempat duduk juga, tinggal ini untuk keberangkatan pagi. Saya minta maaf."
Alasan.
"Disana juga saya enggak mau kamar kita deketan. Setelah yang terjadi tadi. Saya jadi takut."
Bagaimana tidak? Jika suaminya sampai tahu, apa yang akan terjadi? Ia juga tak mau sampai suaminya yang bawel itu mengomelinya.
"Kenapa? Jika saya butuh kamu bagaimana?"
"Apa gunanya ponsel? Jangan banyak alasan jika ingin terus berada di dekat saya ya, Pak."
"Percaya diri sekali kamu."
Zia menoleh menatap Reyhan yang juga menatapnya.
"Saya ingatkan ya! Jangan macam-macam!"
Yang tadinya mengantuk Zia jadi tak jadi mengantuk. Apa lagi tadi hampir berciuman dengan Reyhan. Jika sampai itu terjadi, sudah di pastikan masa depan Reyhan tak akan bertahan lama.
Dasar laki tua bangka!
"Untuk apa? Enggak ada untungnya juga buat saya. Jadi enggak usah mikir yang aneh-aneh kaya tadi."
"Ya, saya waspadalah sebagai seorang wanita yang melindungi dirinya."
"Okey, yang tadi saya minta maaf."
Bibir kamu menggoda iman saya soalnya.
"Tuh, lihat apa?!"
"Eh, enggak ada."
Perjalan sangat panjang sampai Bali. Zia harus menahan kantuk dengan membaca berkasnya agar tak tertidur. Sama dengan Reyhan yang juga sibuk memainkan tab ditangannya.
Jangan ngantuk, enggak boleh! Zia membatin dengan mengerjapkan matanya berkali-kali. Tapi ngantuk cok.
"Are you okey?"
"Okey."
Menit berikutnya Zia mendengar jika pesawat akan mendarat dan turun di bandara Bali. Zia buru-buru mengambil tas, beserta kopernya.
Disini akan menginap di hotel saja. Karena hanya tiga hari saja, bisa saja booking sekarang. Sambil membawa koper dan tasnya Zia mengambil ponselnya untuk cek in.
"Pak, ini hotelnya udah di pesan ya."
"Kamar kita?"
"Seperti yang saya bilang tadi, kamar Bapak dan saya tidak berdekatan. Dan jangan sebut kita Pak, di kira sekamar apa!"