PART - 08. GAGAL LIBURAN?
JANGAN LUPA PENCET BINTANG YA, TERIMAKASIHHAPPY READING 🌻
-Paginya, pukul 06:00Karena hari ini adalah hari weekend sebenarnya libur namun ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan Zia bangun lebih pagi untuk berangkat kerja, sebelum pergi mandi Zia membuka jendela balkon yang biasa di buka sebelum berangkat kerja, dan mematikan AC kamar.
Baru saja Zia akan menggeser jendela kamar mereka, kedua kakinya tertumpuk oleh sesuatu yang belum di ketahui, apa yang menimpuk kedua kakinya.
"Duh, apa sih ini. Setan, ke pagian kali nih."
Zia menunduk dan melihatnya, yang benar-benar astaga.
"Zafran, lo kenapa?"
"Sayang, dingin. Badan aku gatel semua di gigit nyamuk," rengek Zafran memeluk kedua kaki Zia lalu mendongak keatas menatap Zia dari bawah.
"Ngapain pulang lagi, udah puas mainnya disana hm?"
"Aku lupa Sayang, beneran deh. Aku kan udah lama gak main sama temen-temen aku yang ada disini."
"Udah sana, nggak usah nempel gue. Gue mau kerja."
Zia menarik kedua kakinya dari Zafran dan berjalan ke atas nakas dan mengambil ikat rambutnya, dan mencepol asal rambutnya. Karena kemarin sudah keramas sekarang dirinya hanya akan mandi saja.
Selesai mandi Zia langsung bersiap untuk bekerja. Zafran sepertinya masih mengantuk karena masih tertidur di atas kasur. Tapi sudah mengganti bajunya.
"Katanya, ada meeting. Malah tidur lagi."
•••
Sebulan setelah kejadian dari aksi kemusuhan yang membuat Zia kesal dengan Zafran. Dan sekarang dirinya akan besiap untuk pergi berlibur, dan terbebas dari Zafran. Sekarang Zia sedang menyiapkan pakaiannya untuk berlibur dengan saudara dan iparnya. Namun Zafran terus merengek agar Zia tinggal dan ikut saja bersamanya untuk pergi dinas di luar kota.
"Sayang, kamu beneran mau pergi?"
Zafran mondar mandi dari tadi memperhatikan Zia yang mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Zia masukan dan susun rapi, Zafran lagi yang mengeluarkan dan di masukkan dalam lemari.
"Apa sih, gue balik setelah tiga hari disana. Minggir deh."
"Halah, tiga hari juga kamu bisa ikut aku keluar kota nemenin kerja."
"Cih, nemenin ini nih kerja."
Zia meremas adik kecil Zafran kuat hingga meringis dan mengelusnya. Yang ada di sana bukan bisa santai, tapi malah banyak di kamar.
Zia mah ogah!
"Duh, sakit tau gak sih. Ntar kalo gak bisa bangun lagi gimana?"
"Bodo amat, bagus lagi biar loyo aja sekalian," dengus Zia kesal. Biar gak minta jatah terus.
Di pikir kalo musuh nggak bakal nafsu, ternyata berbanding terbalik dengan Zafran walau kadang usil juga kalo udah kambuh sifat jeleknya. Tapi sange terus, si kecil suka gak ada akhlak kalo udah sange.
"Ntar gak bisa puasin kamu lagi. Kan kasian."
"Cih, kamu aja kali yang punya pikiran begitu."
Memang benar Zafran suka nggak inget waktu kalo ngajak main.