Sabtu, 16/04/2022PART - 18. Pengen Nyusu
PENCET DI SAMPING YA, TERIMAKASIH 🍊HAPPY READING 🌻
Asik dengan makanannya, Zia jadi ingat ponsel. Namun tidak mau bertanya akan hal itu. Suaminya duduk di depannya sambil menerima telepon.
Sangat berwibawa dan juga tegas.
"Iya, ya Sus. Di atur aja ya, iya ya."
"Tadi saya sudah bilang, jika dokter tidak bisa."
"Sudah, kamu urus saja ya. Nanti kalau dia masuk rumah sakit lagi, saya tidak mau."
"Maaf Dok."
"Iya. Jadwal operasi dia jam sepuluh atau jam sembilan?"
"Jam sepuluh Dok. Keluarga pasien juga mendatangani berkas dan juga biaya administrasi."
"Saya bisa bertemu keluarga pasien?"
"Maaf Dok. Keluarga langsung pergi setelah urusan tadi selesai."
"Ya sudah, saya tutup dulu."
Ketika menutup telepon dan menyimpannya di sampingnya. Zafran menatap Zia yang tidak menghabiskan bubur.
"Kenapa nggak di habiskan?"
"Eneg, gue nggak mau. Mau yang lain, kayak seblak. Enak kayak—"
"Masih mau, hm? Udah berapa kali aku bilang sama kamu kalau makan pedas itu jangan berlebihan. Kamu lihat kondisi kamu sekarang."
Jujur saja Zafran kesal dan juga marah. Tapi bagaimana lagi, dia juga khawatir dengan keadaan Zia. Tadi dia sempat melihat obat yang terselip di tas Zia. Dan itu bukan obat yang dia resep kan.
"Maaf," cicitnya lalu menunduk.
Getaran ponsel yang berada di nakas membuat Zia menoleh namun tidak berani mengambilnya. Dia takut Zafran marah padanya.
Paling juga Zafran yang akan mengangkat telepon itu. Benar saja, Zafran sedikit bergeser untuk mengambil ponsel dan melihat penelpon.
"Bos kamu."
"Kenapa?"
"Gak tau. Mau di angkat nih?"
"Nggak."
Kepala Zia menggeleng. Lalu berbaring lagi, setelah makanan dia tadi di pindahkan oleh Zafran. Jika dia mengangkat telepon dari Reyhan pasti dia akan kena omel saja. Dia kan malas, dia juga pamit ketika sudah di bandara.
Tidak lama yang di tunggu datang juga. Bunda Amira datang bersama Mama Rere membawa buah tangan. Padahal dia hanya sehari saja di sini.
"Kamu tuh ya, susah sekali di kasih tau. Kok bisa sampai begini sih, Zi?"
"Nanti aku kasih tau Bun."
Sesekali Zia melirik Zafran yang berada tidak jauh dari mereka. Kalau dia bilang pasti teman Zafran akan kena marahnya Zafran.
"Zaf tadi katanya lo mau—"
"Zi! Yang sopan sama suami."
Mantu kesayangan nih.
"Mas Zafran, tadi katanya mau ada jadwal operasi kan? Pergi aja udah, aku biar sama Bunda, Mama juga."
"Ya udah. Bun, Ma. Aku pamit ya, nanti kalau udah selesai ke sini kok."