PART - 14. KENAPA?

3.9K 130 0
                                    

14 February 2022

02:22

PART - 14. KENAPA?


PENCET BINTANG DI SAMPING YA, TERIMAKASIH 🌻

HAPPY READING 🌻

Acara meeting bersama klien memang sedikit tertunda karena lewat jam yang di tentukan membuat Zia harus bolak-balik untuk mengatur jam meeting menjadi besok, dan hari ini hanya akan perusahaan saja.

Semua terjadi karena siapa lagi jika bukan karrna Zia yang suka terlambat, dan tak pernah tepat waktu. Membuat Reyhan jadi emosi.

Selama disini Zia menyewa mobil beserta supirnya sekaligus. Alasannya karena sulit jika harus memesan ojek, atau grab. Dan akan membuang waktu.

Zia bersama Reyhan sedang di perjalanan menuju perusahaan klien. Reyhan sibuk dengan tab serta Zia sibuk membaca berkasnya.

"Lain kali, alarm di nyalakan ya. Jika begini kita jadi tak nyaman dengan rekan kita."

"Ya maaf, namanya juga khilaf. Wajar lah."

"Kalo di kasih tau pasti nyolot, kalo enggak ya, ada aja jawaban kamu," kesal Reyhan pada Bella.

Memang kapan Zia menurut? Jarang sekali jika tidak di ancam dahulu dengan memotong gajih UMR. Yang tadinya tiga juta, di potong lima puluh persen.

Gila kali ya, walau gajih suaminya juga sudah lebih dari cukup.

"Di jawab salah, enggak di jawab salah. Bikin pusing."

Reyhan tak menjawab lagi hingga mobil mereka berhenti di lobby perusahaan. Zia turun lebih dulu sebelum Reyhan yang sibuk merapikan jas serta dasinya dahulu. Zia perlu merapikan hair, make up, dan juga menurunkan rok span karena habis duduk tadi.

Zia berdiri di samping mobil. Tak lama Reyhan turun dan berdiri di samping Zia. Mereka berjalan beriringan. Sebelum masuk mereka ke arah resepsionis dahulu.

"Sudah buat janji Pak?"

"Sudah, bisa tolong di telpon?"

Wanita itu mengambil telpon dan mengetik sebentar nomornya dan menelpon. Menunggu sesaat sebelum pesan itu di angkat.

"Maaf, dengan nama siapa Pak?"

"Pak Reyhan."

"Pak Reyhan. Apa sudah ada janji Pak?"

"Sudah, suruh saja langsung masuk ke ruangan."

"Terimakasih."

Telpon sudah di tutup. Wanita tadi mempersilahkan Zia dan Reyhan menaiki lift, di antar oleh satpam.

"Silahkan Pak."

Di lift hanya ada mereka berdua saja. Zia menunduk sambil mengetuk high heels. Zia mendengus karena lama sekali tak sampai di lantai atas. Reyhan berdiri di sampingnya.

Sesekali Reyhan melirik Zia. Memang Zia ini sekarang tubuhnya sedikit berisi. Dada yang besar, bokong yang—

"Astagfirullah."

Meried With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang