21

224 31 2
                                    

Hyejin bangun dengan kepalanya yang masih terasa sedikit berputar. Saat hendak duduk, entah kenapa badannya terasa sangat berat. Sampai akhirnya dia menyadari kalau ia sedang ditimpa oleh kepala Jungkook yang berada diatas tubuh Hyejin yang tertutupi selimut.

Hyejin mengerutkan dahinya heran menatap Jungkook yang tertidur pulas. Kenapa Jungkook tidur dengan posisi begini? Apalagi tangan satunya memeluk tubuh Hyejin erat.

Sebentar, biar Hyejin ingat-ingat lagi apa yang terjadi semalam.

Hyejin sedang dengan semangatnya membuat dua gelas coklat hangat di pantry kamar hotel yang mereka tempati. Hari ini sangat menyenangkan untuk Hyejin dan dia merasa sangat bahagia.

Hyejin bahkan sudah lupa kapan terakhir kali dia merasa semangat seperti hari ini. Setahun atau dua tahun yang lalu? Sepertinya lebih lama dari itu,

Hyejin mengangguk mantap menatap dua gelas itu saat kedua matanya menangkap partikel putih kecil yang tiba-tiba jatuh dari langit terlihat dari jendela kamar.

Seketika otaknya memaksa dirinya untuk mengingat setiap detail dari hari itu. Bagaimana Hyejin menelepon Taehyung untuk memberitahu rencananya, wajah dan senyum Taehyung saat dia menjemput Hyejin di rumahnya, sampai obrolan terakhir mereka di dalam mobil, sebelum semuanya terasa gelap. Hari itu sangat membahagiakan, mirip hari ini. Sayangnya hari bahagia itu diakhiri dengan tragedi yang sangat mengerikan.

Kedua mata Hyejin membulat sempurna. Tiba tiba ia diselimuti rasa takut dan cemas. Dia takut jika dia bahagia seperti saat itu, sesuatu yang buruk akan terjadi lagi. Persis seperti hari itu. Semuanya terasa benar dan menyenangkan, juga membahagiakan, namun akhir yang pahit itu membuat kebahagiaan itu menjadi rasa takut dan cemas yang baru. Hyejin tak mau melalui hal serupa lagi, itu mengerikan.

Jantungnya langsung berdetak dengan cepat dan keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Matanya terasa panas membendung air mata, tubuhnya gemetar. Hyejin tahu kalau dia harus mencari obatnya, tapi tubuhnya kaku tak mau bergerak. Matanya tak bisa lepas dari butiran putih yang berterbangan di luar sana.

'Ah, padahal aku sudah tidak pernah seperti ini.' Pikir Hyejin.

Saat dia memberitahu Seokjin kalau dia sudah lebih baik, itu bukanlah omong kosong belaka. Biasanya susah tidak separah ini. Apa sebegitu sulitnya bagi Hyejin untuk merasa bahagia?

Disaat kepalanya berputar dan terasa akan meledak kapan saja karena ditekan kenangan buruk masa lalu, samar-samar, Hyejin bisa mendengar suara Jungkook memangginya.

"Hye?"

Hyejin benar benar tak bohong bahwa dia ingin berlari kearah Jungkook saking takutnya, tapi tubuhnya tetap enggan bergerak walau satu inci pun.

Saat Jungkook mendekatinya dengan ekspresi kebingungan, Hyejin pun tak bisa berkata banyak.

"Jung- kook.., aku-" setelah itu, Hyejin tidak mengingat apa yang terjadi selanjutnya.

-

Hyejin

Aku melihat kearah jendela, kini bangunan diluar seakan diselimuti salju putih yang sangat cantik. Bagiku salju terlihat cantik dan mengerikan secara bersamaan. Tapi, saat melihat salju aku merasa Taehyung datang untuk menyapaku.

Kejadian hari itu terlintas lagi dikepalaku, secepat cahaya. Aku meremas erat selimut yang menutupiku dengan tangan. Aku menggeleng pelan, meyakinkan diriku kalau semuanya baik-baik saja. Itu hanya ketakutanku. Tidak bisa terus-menerus begini.

Akhirnya aku mengalihkan perhatianku pada Jungkook yang masih berada di posisi yang sama dengan sebelumnya.

Jungkook terlihat seperti orang kekurangan tidur. Aku menatap wajah lelahnya itu dengan teliti. Rambutnya acak-acakan, tidak seperti saat dia hendak pergi ke kantor. Entah mengapa Jungkook terlihat seperti anak kecil dengan penampilan seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑴𝑬𝑻𝑨𝑵𝑶𝑰𝑨 | JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang