Didalam, aku serasa memasuki dunia lain. Rasanya seperti masuk ke wardrobe putri-putri di film. Didalam sini banyak gaun yang cantik dan indah, seperti yang kumimpikan saat kecil dulu.
"Hei, tempatnya dilantai dua. Kenapa kau sudah takjub?" Komentar Jungkook. Kini dia sudah kembali seperti Jeon Jungkook yang biasa, terlihat acuh tak acuh.
Kurasa memang begitulah image yang dia bangun untuk menunjukan pengaruhnya.
Begitu sampai dilantai dua, Jungkook langsung duduk di salah satu sofa.
"Carilah gaun yang kira-kira kau suka, lalu coba. Kalau kau mau membuat gaun yang baru juga tidak masalah, aku sudah membuat janji dengan desainer di butik ini, kau nikmati saja waktumu." Ujar Jungkook sebelum duduk.Ruangan ini dihiasi nuansa putih yang elegan, wangi vanilla yang menyambut indra penciumanku membuat ruangan ini terasa lebih manis dan nyaman.
Aku, ditemani dua orang pegawai yang bekerja mengelilingi lantai dua tempat ini. Semua gaun terlihat indah, aku sampai terkejut dan bingung sendiri melihat berbagai model gaun pengantin ini.
Selang beberapa menit, Jungkook datang menghampiriku. "Apa kau hanya akan menghabiskan waktuku untuk mencari gaun? Aku sudah menemukan tiga yang bagus. Walau begini, selera fashionku cukup tinggi, kau cobalah. Ngomong-ngomong, pilihlah dua gaun."
Aku menoleh kearah Jungkook, mengernyitkan dahiku. "Untuk apa? Bukankah satu saja cukup?"
"Ah, aku lupa mengatakan ini. Dua hari. Hari pertama hanya untuk keluarga dan teman-teman dekat, hari kedua aku harus mengundang relasi perusahaan. Jadi, pilihlah dua. Ribet dan menyusahkan, memang iya, ini resiko pekerjaan." Kata Jungkook terang-terangan padaku.
"Apa aku sebaiknya mencoba gaun yang kau pilih ini, dan ada satu yang kusuka." Kataku sambil menunjuk salah satu gaun yang dipilih Jungkook, dan gaun lainnya yang menarik perhatianku.
"Well, go ahead. Bukan aku yang mengenakan gaun itu nanti." Kata Jungkook mengangkat kedua bahunya dan kembali duduk di sofa.
"Oh, kemarikan tasmu, kau mau mencobanya kan?" Segera setelah dia mengatakan itu, Aku menghampirinya dan memberikan tasku."Jangan dibuka." Jungkook mengangguk dan melambaikan tangannya, menyuruhku pergi. Setelah itu, aku langsung berjalan ke salah satu fitting room.
-
JK POV
"Namjoon hyung." Panggilku melalui telepon.
"Bisa tidak hyung kirimkan aku rencana investasi kita untuk bulan depan?""Tentu saja bisa, kook. Tapi, bukankah kau seharusnya bersama tunanganmu?"
"Memang iya, tapi itu harus segera kuselesaikan, hyung. Jadi, segera kirimi ya!"
"Hahh, kau ini. Seharusnya kau nikmati saja waktumu. Ada aku dan Hoseok di kantor, semuanya akan baik-baik saja."
"Mian, hyung. Cari aman selalu lebih baik, kan?" Tawaku.
"Heum, kututup. Gomawo, hyung."Setelah mematikan teleponku, aku menyimpan teleponku dikantung jas. Saat itu pula aku sadar bahwa telepon Hyejin berdering didalam tasnya. Haruskah aku mengangkatnya?
Aku bangkit berdiri dan berjalan kedekat fitting room. "Hyejin-ah." Panggilku.
"Eoh? Aku belum selesai."
"Teleponmu berbunyi." Aku memberitahunya.
"Dari siapa?" Tanyanya.
"Kau mau aku mengangkatnya?"
"Tolong kau lihat dulu siapa yang meneleponku." Ujarnya.
Aku mengangguk kecil sambil berjalan kembali kearah sofa tempat aku menaruh tas Hyejin. Aku membuka tasnya dan mengambil telepon genggam berwarna soft pink itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝑬𝑻𝑨𝑵𝑶𝑰𝑨 | Jungkook
FanfictionApa gunanya dua hati yang telah mati dipaksa saling mencintai? Untuk apa dan bagaimana hal itu bisa berhasil? Kedua hati itu telah binasa, tenggelam dalam kejamnya memori masa lalu. "Aku hanya membutuhkan status diatas kertas." "Kita tidak melibatka...