18

84 15 0
                                    

Jungkook menggeleng sambil menatap Hyejin tak percaya. Rasanya seperti ia sedang dipermalukan oleh anak kecil.

"Mickey Mouse?" Jungkook memandangi boneka seukuran tangannya itu. Dia tertawa renyah, "yang benar saja, Hyejin."

Hyejin yang sedang sibuk mengepak barangnya tampak sama sekali tak berencana menggubris perkataan sang suami yang duduk di tepi ranjangnya sambil melakukan penghinaan besar-besaran pada karakter kartun favoritnya.

"Apa yang sebenarnya menarik dari karakter tikus yang mengerikan ini?" Dia menghela nafas, kali ini menatap ke arah Hyejin alih-alih boneka itu.

Hyejin lagi-lagi tidak menjawab dan bangkit berdiri, "aku meninggalkan sesuatu di bawah, aku akan mengambilnya." Lalu dia pergi begitu saja.

Jungkook, yang ditinggal sendirian masih merenungkan boneka tikus itu sampai ia menoleh ke arah sumber suara telepon yang tiba-tiba berbunyi. Itu adalah handphone milik Hyejin.

Jungkook melihat nama si penelepon dan terkekeh pelan, "jam 11 malam begini?"

Jungkook mengambil handphone itu dan mengangkatnya, dia sengaja diam menunggu orang itu berbicara.

"Aku tahu aku sibuk sampai tak bisa diajak bicara belakangan ini tapi bagaimana bisa aku baru tahu kau akan ke Jepang besok dari Yoongi Hyung?" Dia berbicara dengan cepat.

"Hye?"

Itu adalah Park Jimin.

"ada apa menelepon malam-malam, hyung?" Jungkook akhirnya membuka suara.

"Kenapa kau yang menjawab? Dimana Hyejin?" Tanyanya dengan nada kelewat dingin setelah diam selama beberapa detik.

"Dia bersamaku." Jawab Jungkook dengan nada santai, "dia sedang pergi mengambil sesuatu."

"Kenapa kau bersama Hyejin?" Balas Jimin.

Jungkook mengernyitkan dahinya,
"Uh, karena aku suaminya? Seseorang juga memintaku menjaganya dengan baik." Jimin tak bisa melihatnya, tapi Jungkook sedang tersenyum puas saat ini.

Seakan bisa menagsirkan ekspresi wajah Jungkook dari seberang sana, Jimin berdecak kesal, "Di tengah malam? Di kamarnya?" Ketus Jimin.

"Apa itu masalah? Kami kan suami istri yang sah, ani?" Kata Jungkook.

Saat mendengar helaan nafas frustasi dari seberang sana, dia malah tertawa lagi dengan puasnya. "Hyung sendiri menelepon Hyejin di tengah malam." Jungkook tersenyum penuh kemenangan. "Ada apa?"

"Aku akan tunggu sampai Hyejin kembali."

Saat itu juga, Jungkook melirik kearah Hyejin yang baru saja kembali. "Siapa?" Tanya Hyejin saat menyadari itu adalah Handphonenya yang berada di tangan Jungkook.

"Uhm, pacarmu bukan?" Jungkook memamerkan nama penelepon di layar handphone milik Hyejin. "Aku membuatnya agak kesal, sedikit." Aku Jungkook pada sang pemilik telepon.

"Kenapa kau angkat? Berikan padaku." Kata Hyejin sambil berjalan mendekati tempat Jungkook duduk.

Sebelum Hyejin sempat menyentuh telepon itu, Jungkook tersenyum lalu mendekatkan benda kotak itu ke telinganya dan berkata, "Hyung, teleponnya besok pagi saja ya! Sampai jumpa." Dan dengan begitu, dia mematikan teleponnya yang akhirnya membuat Hyejin melotot kearahnya.

"Jeon Jungkook kau gila."

"Mungkin begitu," Jungkook mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, menurutku menyenangkan membuat Park Jimin frustasi."

"Handphone-ku?" Tagih Hyejin sambil memamerkan telapak tangan kanannya.

Jungkook memasukan handphone Hyejin ke dalam sakunya. "Akan kuberikan besok pagi."

𝑴𝑬𝑻𝑨𝑵𝑶𝑰𝑨 | JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang