14 • Balapan

1.2K 81 11
                                    

Haiii

Gimana kabarnya para readers kuu?? Pasti baik lah ya, soalnya kan masih bisa main hp:v

Ya ya yaa, tudep aja deh ya.

Sebenernya aku takut nulis chapter ini, dari kalian baca judulnya juga kalian pasti tau ini isinya apa.

Takut gak nyambung, huhuhuuu

Tapi yaudah lah ya.

Happy reading<333

______________________________________________

Jreng...

Vero memetik senar gitarnya, cowok itu menatap ke arah Reza yang tengah melamun. Kemarin, saat Reza menceritakan bahwa ia jatuh cinta dengan seorang gadis bercadar, Vero lah orang yang paling keras menertawakan Reza. "Lagu ini gue persembahan buat bang Reza, sadboy nya Black Eagle" ucapnya membuat semua yang ada di markas tergelak, sedangkan Reza memandang sinis ke arah Vero. Tapi cowok itu tetap mendengarkan lagu yang Vero persembahkan untuknya.

'tolong tanyakan pada Tuhan mu'

Si tengilnya Black Eagle itu mulai bernyanyi, anggota yang lain memilih diam mendengarkan.

'bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya'

Lalu cowok itu diam, berhenti memetik senar gitarnya membuat Reza mengerutkan keningnya bingung "Kenapa berhenti?" tanya nya.

Vero tersenyum polos, "Gak tau lanjutannya," jawabnya membuat Angga melempari cowok itu dengan tisu bekasnya.

"Anjing, jorok lo!"

"Sabodo teuing!"

Ting

Mendengar suara notifikasi dari ponselnya, Leon dengan cepat merogoh saku jaketnya. Takut ada yang penting.

Dan benar saja, pesan itu penting. Saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Ryan, dengan cepat Leon memberi instruksi kepada anggota Black Eagle yang sekarang ada di markas. "Cabut! Jalan Cempaka II," titah nya.

Tanpa banyak basa-basi lagi, mereka bergegas keluar bersiap untuk menunggangi kuda besi masing-masing. Kali ini Leon yang memimpin, sedangkan Ryan, ia berangkat dari rumahnya.

°°°

Tepat di jalan Cempaka II, suasana malam yang harusnya tenang malah bising. Suara sorak-sorai serta deruman motor terdengar nyaring. Ryan berjalan menghampiri anggota inti Black Eagle dan dua puluh anggota lainnya dengan santai. Tatapan datar namun tetap terlihat mempesona selalu terpatri di wajah tampannya.

"Halooo pak bosss!!" sapa salah satu cowok disana ketika melihat Ryan sudah berdiri di samping wakilnya, Leon.

Ryan hanya tersenyum tipis menanggapi sapaan tadi, "Siapa yang nantangin?" tanya Leon.

Huum. Jalan Cempaka II, daerah ini sudah biasa digunakan para anak muda untuk balap liar. Motor, uang, daerah kekuasaan. Itu yang biasa menjadi bahan taruhan. Bahkan ada saja laki-laki brengsek yang rela menjadikan pacarnya sebagai bahan taruhan.

Cold Couple [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang