PROLOG

3.6K 215 5
                                        

Vote sama komennya jangan lupa!!

Happy reading 🌈🍩

______________________________________________

"Bolehkan aku membenci perpisahan?
Sebab setelah adanya perpisahan, Selalu ada rindu yang sulit untuk ditenangkan"
-Ronikomaraa-

Sore itu, tepat di tengah lapangan yang terlihat gersang. Terlihat dua kubu yang saling memancarkan aura permusuhan. Satu yang sangat menarik perhatian, sepasang anak Adam dan Hawa yang berdiri tepat di depan kelompoknya.

Menatap benci sang rival yang berdiri angkuh dihadapan keduanya. Gadis yang berdiri paling depan secara terang-terangan membalas tatapan angkuh yang dilemparkan lawan. Kali ini ia tidak akan mengalah, cukup 'dia' yang menjadi korban, ini yang terakhir. Walaupun nyawanya yang akan menjadi taruhan.

"Gue kira lo gak dateng," ejek lelaki yang sedari tadi memandang angkuh ke arah sepasang sejoli di hadapan nya. Sengaja hendak memancing emosi lawan.

Mendengar ucapan rivalnya, kedua orang yang di ejek tadi terkekeh. "Cih, kita bukan pengecut," balas gadis itu.

"Dan kita, bukan lo!!" lanjut lelaki yang di sebelah gadis tadi.

Benar-benar kompak bukan?

Seketika wajah rivalnya memerah, terpancing emosi. "SEHARUSNYA KALIAN TUNDUK SAMA GUE!! KALIAN BERUNTUNG KARNA GUE GAK BUNUH 'DIA'. BAHKAN KALO GUE MAU, GUE BISA-" bentakan lelaki itu terhenti mendengar teriakan gadis di depannya.

"CUKUP!!! MASALAH LO SAMA GUE, GAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA 'DIA'. HABISI GUE, JANGAN 'DIA', BRENGSEK!!!" wajah gadis itu memerah menahan tangis, ia tidak kuat jika mengingat kejadian yang menimpa orang terdekatnya.

Masing-masing kubu terdiam mendengar bentakan demi bentakan yang terdengar di depan, tidak berani bertindak sebelum mendengar instruksi dari sang pemimpin.

Sedangkan lelaki yang berada di samping gadis itu sedang berusaha untuk menahan emosi nya yang siap meledak kapan saja, ia tidak terima gadisnya dibentak.

Sang rival malah tertawa puas mendengar balasan bentakan dari gadis dihadapannya itu. Ia terkekeh "Yaelah, lagian dia juga nikmatin kok. 'Dia' itu jalang," ujarnya dengan sedikit bisikan di akhir kalimat.

Cukup, ia sudah tidak tahan. Ia tidak terima orang yang paling berarti di dalam hidup gadisnya dihina.

"Black Eagle, SERANG!!!!!"

Suara lelaki itu benar-benar menggema di mana-mana, sedangkan mereka yang mendengar instruksi dari sang pemimpin dengan cepat berlari ke arah musuh, menjalankan rencana yang sudah mereka rundingkan semalaman.

Bugh!!

"Masalah lo sama gue bangsat, kenapa lo bawa-bawa 'dia'?"

Si lawan yang belum siap pun terhuyung ke belakang ketika menerima pukulan dadakan.
"Karna gue tau, kalo 'dia' hancur ya otomatis cewek lo hancur juga. Dan lo, pasti kayak mereka," sahutnya dengan senyum miring

Cold Couple [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang