01

5.2K 725 43
                                    

Lapangan kuil yang dipenuhi dengan genangan air hujan sama sekali tidak menyurutkan semangat diantara semua lelaki yang tengah beradu jotos satu sama lain. Malah genangan air itu dimanfaatkan segelintir orang yang mempunyai akal termasuk dirinya yang begitu sangat menonjol dikarenakan tingginya.

Lelaki itu tersenyum lebar, menyeringai dengan tangan yang terus melayang untuk meninju wajah lawan bahkan tak sengaja meninju salah satu bawahannya.

"Jangan menghalangiku, bodoh," serunya dan membiarkan bawahannya itu tersungkur dengan darah mengalir deras dari hidungnya.

Telinganya menangkap suara riang dari lelaki berambut afro peach yang terus tersenyum lebar itu.

"Shine kora.... Ikkeh kora....*"

Ia terkekeh kecil melihat orang itu yang sama antusiasnya dengannya. Ia kembali menyerang lawan yang malah seperti mengantarkan nyawa padanya. Hingga semua musuhnya terkapar di sekitarnya.

Manik emasnya menatap musuhnya dengan dagu terangkat. Cih, mereka semua hanya semut yang mudah diinjak. Tepat saat ia menoleh ke depan sosok berambut pirang diikat ke belakang dengan wajah sama sekali tanpa luka itu menatapnya sangat tajam seakan ingin mengintimidasi dirinya.

Seringainya semakin lebar.

Akhirnya, ia menemukan lawan yang sepadan dengannya. Ia bahkan tidak melupakan bagaimana gesitnya sosok di depannya yang menjabat sebagai ketua Tokyo Manji Gang untuk melayangkan tendangannya yang tentu saja mudah sekali ditangkis olehnya tadi.

"Hanma..." suaranya memberat memanggil namanya. Kentara sekali, ketua Touman ini menahan penuh dendam padanya.

Hanma malah dengan sengaja menantang Sano Manjirou –Mikey untuk terlebih dahulu menyerangnya dan tentu saja dituruti Mikey.

Pertarungan tak terelakan antara ketua Touman juga ketua sementara Moebius.

Guyuran hujan semakin lebat tapi tidak dipedulikan semua anggota Touman maupun Moebius. Mereka semua terus bertarung, jatuh lalu bangkit dan kembali bertarung hingga kembali tumbang karena kelelahan serta luka memenuhi wajah dan tubuh mereka.

Hanma begitu berambisi untuk menghabisi ketua Touman ini dan mungkin dia akan berterimakasih padanya karena Mikey sudah mau menjadi lawannya yang seimbang. Dia masih mempunyai sopan-santun, buktinya saja dia memperkenalkan dirinya dengan baik ketimbang ketua hantu yang menyembunyikan keberadaannya.

Hanma menghentikan sementara tangannya yang tadi memblokir gerakan tendangan maut Mikey untuk sekedar melirik pada sosok tinggi yang menjadi wakil ketua Touman dan menyeringai melihat tubuhnya ambruk berlumuran darah segar.

Rencana yang dibuat berhasil!

"Draken-kun!"

Lelaki pirang yang diketahui Hanagaki Takemichi itu terus memanggil nama beken dari Ryuguji Ken. Mikey juga menghentikan serangannya dan mengetahui pasti apa yang terjadi pada sahabat karibnya itu.

"Takemicchi bawa Ken-chin pergi."

"Tapi.." Takemichi terlihat ragu.

"Aku mengandalkanmu, Takemicchi."

Setelah diyakinkan Mikey, Takemichi akhirnya membawa tubuh jangkung Draken untuk pergi dari area pertarungan.

Hanma memutar bola matanya. Astaga, dirinya harus melihat drama picisan di depannya. Rasa muaknya berangsur menghilang ketika Mikey kembali memusatkan perhatiannya pada dirinya. Bagus, tidak akan ada lagi yang akan menginterupsi pertarungan mereka.

Kembali, mereka saling bertukar pukulan serta tendangan.

Namun sepertinya kekuatan Mikey tidak se-powerfull tadi. Sendari tadi, sembari berusaha menangkis serangan, Mikey terus-terusan melirik Takemichi yang begitu kesusahan menggendong Draken. Ide nakalnya mulai berulah.

"Kenapa kau begitu gelisah, Mikey. Bukankah dia hanya bawahanmu?"

Dahi Mikey mengkerut tajam. Ia tidak suka dengan perkataan Hanma. Deathkick yang dia layangkan ke Hanma lagi-lagi berhasil diredam bahkan seolah sudah tau trik tendangannya, Hanma menaikan sebelah alisnya seakan mengejeknya yang terus mengeluarkan tendangan yang sudah hampir ribuan kali mematikan lawannya tapi untuk saat ini, tendangan itu hanyalah seperti tendangan yang dilayangkan anak SD.

Tangan Hamna dengan cepat memegang kaki Mikey, membawanya berputar lalu melemparkannya ke atas. Bak ada kilatan pada mata emasnya, Hanma mentautkan kedua tangannya saat tubuh Mikey akan jatuh.

"Ack..."

Mikey memuntahkan isi perutnya saat Hanma menendang perutnya dengan tempurung lututnya ditambah hantaman kedua sikut Hanma di punggungnya. Ia pun melihat peluang meski harus mendapatkan luka. Ia langsung mentakel Hanma lalu ia pun menarik Hanma ke belakang. Membiarkan tubuhnya bersikap kayang dengan Hanma yang terlebih dahulu menghantam tanah dengan bagian kepala yang pastinya membentur sangat keras.

Suara retakan tulang terdengar. Bukan hanya dari Hanma tapi juga dari Mikey yang mencoba kembali bangkit. Ia melihat Hanma juga berusaha untuk kembali berdiri sambil memegangi kepalanya.

"Lumayan."

Hanma melihat Mikey sudah kembali bersiap-siap. "Kau memang menarik, Mikey." Ia pun turut bersiap-siap. Mereka kembali berduel. Satu pukulan dibalas pukulan. Tendangan dibalas tendangan.

Pertarungan ini tidak akan berakhir kecuali suara sirine yang meski samar-samar mulai berjalan mendekat ke arah mereka. Juga suara motor yang menghampiri mereka berdua.

Hanma menatap malas pada bawahannya yang datang. "Hanma, waktunya pergi."

Kelopak matanya tertutup sejenak. Helaan nafas keluar. Hanma berjalan mendekati salah satu bawahannya yang membawa motor itu. Sebelum ia pergi dari sini, ia menatap Mikey yang tetap menatapnya tajam.

"Ingat ini, Mikey. Sebuah geng besar sudah terbentuk. Geng ini yang akan memusnahkan Touman. Valhalla akan menghancurkan Touman dengan aku sebagai wakil ketuanya. Camkan itu."

Seringaian Hanma masih bertahan ketika melihat reaksi Mikey. Ia melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan sebelum menaiki motor dan meninggalkan lapangan kuil dengan banyak tubuh manusia yang bergelimpangan seperti sampah.

Lihat, dia lelaki yang mempunyai sopan-santun tinggi kan?

Sesampainya di markas Valhalla, ia melihat sosok bermantel jas hujan putih berdiri sembari memegangi payung transparan. Padahal hujan telah berhenti tapi sosok itu tetap membuka payungnya yang di gagangnya terdapat boneka kecil penangkal hujan. Saat dirinya hendak menghampirinya, sosok itu malah membungkukkan badannya lalu pergi. Sosok itu tidak terlihat jelas karena memakai masker yang senada dengan warna mantel hujan oversizenya.

Hanma menatap kepergian sosok aneh itu. Ada urusan apa sosok itu ke markas geng Valhalla?

Apakah dia musuh?

Tapi jika benar dia musuh, sosok itu adalah sosok bodoh karena dengan sukarela mengantarkan nyawanya ke malaikat maut.

Akan tetapi, Hanma membiarkan sosok itu lepas. Toh, ia tidak mendapat perintah dari ketua itu. Tubuh jangkungnya berbalik dan mulai memasuki markas Valhalla.

-----------------------

To Be Continued

*Maaf saya agak lupa perkataan si Smiley tolong koreksi kalau salah :)

























*Maaf saya agak lupa perkataan si Smiley tolong koreksi kalau salah :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak guna njir liat lu pada pusing mikir dia cwk apa cwk. Boring~"

THE GRIM REAPER [Hanma Shuji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang