08

3.1K 494 88
                                    

[WARNING!]



----------------------

Malam ini, Hanma bertemu dengan sebatang rokok. Iris emasnya menatap jauh pada pemandangan Shibuya di malam hari. Angin yang berhembus cukup dingin tapi dengan sebatang rokok cukup membuatnya hangat terlebih dia juga enggan untuk beranjak dari sana.

Rencana Kisaki sudah setengah jalan, peran dirinya yang menjadi wakil ketua Valhalla akan segera berakhir. Tinggal menghitung hari untuk final hancurnya Touman. Memanfaatkan kelemahan Mikey, memanipulasi pikiran juga hatinya.

"Kau tidak kedinginan, Hanma-san?"

"Peluk aku maka aku tidak akan kedinginan."

Itu cuma celetukan semata. Hanma tengah jengkel pada (Name) karena dia lebih memilih bersama para jongos ketimbang dirinya yang tadi menang.

Akan tetapi, saat tangan-tangan mungil melingkari lehernya dari belakang. Rasa jengkel itu meluap. Aneh. Benar-benar aneh.

"Tapi, Hanma-san tetap hangat. Aku malah kedinginan."

Gerutuan lucu ditambah pipi mengembung yang memerah membuat Hanma segera berbalik, menarik (Name) dan menyembunyikannya dalam dekapannya yang sangat erat. Ia menghirup wangi (Name) di ceruk lehernya dan membiarkan rokoknya jatuh terlupakan begitu saja.

"Lama sekali..." ucapnya dalam

"Gomennasai..."

Hanma memejamkan matanya. Menyesap kembali aroma yang ternyata lebih candu dari tembakau manapun.

(Name) milikku...

(Name) milikku...

Queen hanya untukku...

Pelukan itu terlepas setelah lebih dari sepuluh menit merasakan kehangatan tubuh masing-masing. (Name) mengangkat kepalanya saat tangan besar Hanma menangkup kedua pipinya. Sebelah matanya terpejam tatkala Hanma mengelus pipinya sangat lembut seolah takut dirinya terluka. Dirinya benar-benar tidak bisa kabur dari jeratan Hanma yang kuat seakan tidak ingin melepaskan mangsanya sedetik pun.

"Hanma-san..."

BITE

"HUWAAA!!"

Sontak saja (Name) berteriak dengan tetesan air mata yang mengalir dari matanya. Bagaimana dia tidak terkejut sekaligus menangis jika Hanma baru saja menggigit pipinya. Dia kira pipinya apel!

"Sakit...hiks..."

Hanma terkekeh melihat bekas gigitan di pipi (Name) yang semakin memerah. Bibir mengkilat itu mengeluarkan isak tangisnya. Ditambah iris matanya yang berkilauan kini tengah berlinang air mata. Ah, sungguh pemandangan yang indah.

"Hukumanmu karena lebih memilih mereka terlebih dahulu."

"Ta-tapi sakit... hiks..."

CUP

CUP

CUP

Hanma memberikan kecupan tiga kali pada pipi yang baru saja dia gigit. Isak tangis perlahan mereda. "Masih sakit hm?"

(Name) mengusap matanya. "Ji-jika aku bilang.. hiks... masih apa kau masih ingin mengecupku?"

"Hahaha..."

Hanma tertawa lepas dengan tangan yang terus mendekap tubuh mungil (Name) yang sangat pas seolah (Name) adalah bagian dari pieces puzzle yang hilang. Ia menumpukan dagunya ke pucuk kepala (Name). Ia bisa merasakan tangan mungil (Name) yang membalas pelukannya bahkan gadis ini membuat pola abstrak di punggungnya. Bibir (Name) bergumam tak jelas seperti senandung lagu yang pernah ia dengar.

THE GRIM REAPER [Hanma Shuji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang