06

3.2K 528 127
                                    

Makan malam tadi berakhir tenang. Semua piring kotor sudah dicuci oleh (Name) juga pakaian kotor Hanma yang sudah di jemur di depan beranda. Sedangkan Hanma sendiri duduk di sofa dengan televisi yang menampilkan berita malam yang isinya berita tadi siang. Merasa bosan, Hanma memutuskan menemui pemilik kamar apartemen ini.

(Name) ada di kamarnya dengan pintu yang sedikit terbuka. Hanma bisa melihat (Name) tengah duduk di depan meja belajarnya yang disamping kanan-kirinya dipenuhi oleh banyak sekali buku yang bertumpuk. Melihatnya saja membuat Hanma mual.

"Masuk saja, Hanma-san."

"Permisi~"

Hanma memasuki kamar yang lagi-lagi di dindingnya terdapat berbagai piagam penghargaan bahkan di sudut kamarnya terdapat piala yang mungkin tingginya satu meter. Lalu ia menemukan boneka koala abu-abu di atas kasur yang rapi dan terdapat dreamcatcher biru menggantung di sudut jendela yang terdapat teralis besi. Ia melirik buku yang tengah dibaca (Name).

Ia mengernyit jijik.

Edan, bukunya setebal buku dosa kalian yang membaca doujin.

"Buku yang kau baca mengerikan sekali."

(Name) terkekeh kecil. "Ini buku yang bagus lho. Tentang teori relativitas waktu." Ia membalikan badannya menghadap Hanma yang masih berdiri di belakangnya. "Teori ini mengatakan jika kemungkinan ada suatu ruang dimana kita bisa melaju secepat cahaya dan membuat waktu menjadi lambat atau sejenis itulah. Aku belum memahaminya dengan benar."

"Heh..."

"Terus juga kalau itu benar berarti kita bisa kembali ke masa lalu atau masa depan. Aku akan berdiskusi dengan Kisaki-san nanti," ucap (Name) riang

Hanma memperhatikan gerak-gerik (Name) yang bangkit dan berjalan mengambil hairdryer di atas meja kecil serta handuk kering di lemari. (Name) kembali duduk setelah memutar kursinya hingga menghadapnya.

"Maaf, Hanma-san. Tolong duduk di lantai. Aku akan mengeringkan rambutmu."

Hanma menuruti ucapan (Name). Ia duduk di lantai dengan (Name) yang sudah siap mengeringkan rambutnya. Suara halus hairdryer mengisi keheningan di kamar yang samar-samar tercium aroma lavender yang tidak terlalu menyengat dan lembut. Tangan-tangan mungil (Name) telaten mengusak rambutnya dengan perlahan.

"Bayangkan jika teori itu benar kita bisa merubah masa lalu dan masa depan sesuai keinginan kita. Omoshiroi~"

Hanma hanya diam mendengarkan. Meski ia tidak bisa melihat raut wajah (Name) tapi ia yakin jika suara (Name) mulai getir menahan sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Ia memilih memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut di rambutnya dan hangatnya angin hairdryer.

(Name) tersenyum lembut melihat Hanma jatuh tertidur di pangkuannya. Ia membungkuk dan membisikan sesuatu yang 'kan membuat Hanma terbuai akan sebuah mimpi dimana dia berada dalam ladang rerumputan hijau dengan angin yang berhembus lembut dibawah birunya langit.

"Oyasumi..."

(Name) menegakan kembali tubuhnya. Hairdryer dimatikan dan handuk yang agak lembab diletakan di atas meja belajarnya dengan hati-hati takut membangunkan Hanma di pangkuannya. Ia mengusap dan mengelus rambut Hanma yang ternyata sangat lembut sembari memejamkan matanya dan ikut terbuai pada mimpi.

-------------------------

Sinar mentari yang menyelinap dari balik teralis besi jendela membuat iris emas Hanma terbuka perlahan. Samar-samar ia mengingat kejadian semalam dan ternyata ia masih tidur berbantalkan paha (Name). Ia mengangkat kepalanya melihat (Name) tertidur dengan siluet tubuhnya membelakangi cahaya.

THE GRIM REAPER [Hanma Shuji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang