Goresan Pena : Baron Abdullah
🍁🍁🍁
Tepat ditengah malam
Aku berdiri di atas sajadah
Bersujud memohon kepada Tuhan
Dalam sejenak keheningan dalam kelam
Baik hati gelisah bagaikan kehilangan tujuanDawai lonceng jam yang berbunyi
Seakan memecah keheningan
Aku tersentak akan khayalan yang buatku tak lepas
Mentari pun mulai terbit
Aku berdiri dalam Dhuha meminta kepada Tuhan, atas satu nama yang tidak pernah ku pahamiSejenak ku putar butiran permata ditangan
Kusebut nama-Mu ya Rabb
Disela antara satu nama
Yang ku berharap dalam istikharah
Tak henti kusebut nama itu'Kamu sosok yang tidak pernah kubayangkan'
Satu kalimat yang tidak akan cukup untuk melukiskan segalanya
Satu kalimat yang tidak akan cukup untuk aku mengenalnya
Butiran tasbih yang terus berputar
Seakan terhenti saat perasaanku melihatnyaAku disini yang tidak pernah tau
Harus memulai dengan kata yang tumpul
Hanya bertema diam dan mengagumi
Layaknya seorang Fatimah yang mengidamkan Syaidina Ali
Hanya namanya yang terselip diantara tasbihkuSeorang wanita yang selalu ku ucap dalam doa
Cinta dalam tasbih
Selalu menyebut nama-Mu
Mungkin cerita ini tidak bisa menyatukan kita
Tapi aku yakin cinta yang menyatukan kita lewat tasbihAceh, 21 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[Lentera Hati] On Going🍁
PoetryPuisi ini diambil dari pengalaman penulis sendiri, hampir 80 persen mengandung luka yang mendalam. Jangan Lupa Follow, Vote, dan Comment ya.