Goresan Pena : Baron Abdullah
🍁🍁🍁
Ingatan itu kembali terungkit
Sangat dramatis, penuh derai air mata
Darah berserakan dimana-mana
Permintaan maaf terdengar halus di telinga
Telingaku pecah, aku tak mendengar apa-apa lagiAku yang sakit sangat butuh pertolongan
Dadaku sesak, lututku perih, tubuhku mati rasa, semua penuh luka
Ketika melihat puluhan orang menjerit-jerit
Aku sendiri malah teringat sesosok wanita yang ada di depanku
Aku meliriknya kemana-mana, tapi bayangannya sudah ditelan bumi saat itu jugaAku sungguh tak berdaya
Mataku mulai sayu
Pertanda aku sudah mulai hanyut ditelan api yang membara
Aku terus mengingat wajah di depanku
Apakah dia orangnya?
Jika ia, aku tak menyangka akan terjadi seperti iniWanita paling aku puja
Wanita paling aku nantikan kehadirannya
Semua lenyap begitu saja
Tidak, jangan seperti itu
Aku tak sanggup mendengar jika itu adalah kamuRasa sakit ini terus bergema pada diriku
'Tolong siapapun disana!'
Aku mulai kehilangan tenagaku
Apakah sudah saatnya aku pergi?
Jika waktunya, tolong perlihatkan sekali saja siapa dia dan apa maunya?Aceh, 01 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[Lentera Hati] On Going🍁
PoetryPuisi ini diambil dari pengalaman penulis sendiri, hampir 80 persen mengandung luka yang mendalam. Jangan Lupa Follow, Vote, dan Comment ya.