[10] Married

22.8K 1.1K 11
                                    

Happy Reading kalian!
Jangan lupa Votment yah, karena itu yg aku tunggu-tunggu dari kalian semua:*

Maaf kalo typo

10. Married

"SAYA TERIMA NIKAH NYA, ALICE KYARABELLE DIRGANTARA BINTI HARIS DIRGANTARA, DENGAN MAS KAWIN UANG SEBESAR DUA RATUS JUTA RUPIAH DAN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT, DIBAYAR TUNAI!" Ucap Razka dengan lantang.

"Bagaimana para saksi, sah?" Tanya Haris lantang sebagai penghulu, melihat semua orang yg ada diruangan tersebut.

"SAH" Sorak mereka semua, pastinya suara  teman-teman Razka dan Ara yg paling nyaring, udah nyaring cempreng lagi!.

Tak terasa Ara yg ada disamping Razka langsung meneteskan air matanya, antara haru dan sedih, sekarang dia bukan lagi lajang, dan banyak kewajiban yg harus Ara kerjakan sebagai tugas seorang istri.

"Silahkan nak bertukar cincin!" ucap Haris tegas.

Razka lalu mengambil cincin yg ada di meja dan langsung memakaikannya di jari manis Ara, begitupun dengan Ara dengan tangan yg sedikit bergetar.

"Sekarang, istri mencium tangan suaminya, begitupun dengan suami yg mencium kening istri" ucap Haris membuat Ara membelalakkan matanya, baru saja dia ingin protes, Haris sudah menatapnya dengan horor.

Dengan tangan bergetar dan dingin, Ara mengambil tangan kanan Razka yg sama diinginkan karena gugup, lantas Ara langsung mencium tangan Razka yg sudah sah menjadi suaminya ini.

Setelah Ara, kini giliran Razka yg mencium kening Ara, dengan sangat pelan Razka memegang kepala Ara dan langsung mencium keningnya dengan lembut.

Razka tidak menyangka bahwa dirinya sekarang bukan lagi seorang remaja yg harus di awasi, melainkan sebagai suami yg mempunyai banyak tanggung jawab kepada istri.

Ara langsung meneteskan air matanya, meratapi nasibnya sendiri, "semoga ini yg terbaik ya Allah" batin Ara memohon.

"SWEET BANGET PENGEN NIKAH DEH!" Pekik Shena membuat semuanya menatapnya dengan horor, begitupun dengan Ara.

Setelah menandatangani buku nikah, serta meminta maaf kepada orang tua, Ara dan Razka duduk dipanggung kecil yg ada didalam rumahnya.

"Gini banget nasib gue" gumam Ara yg masih bisa didengar oleh Razka.

Razka lantas menatap Ara yg ingin nangis "nikmatin aja dulu, sebelum waktunya tiba" balas Razka membuat Ara langsung menatap nya.

Air mata Ara lolos gitu aja saat mendengar ucapan Razka barusan.

Razka lantas mengusap air mata Ara "diem, Lo jelek kalo nangis, nasib kita sama Ra, jadi kita terima aja dulu, sebelum enam bulan ke depan" ucap Razka bijak yg terus menghapus air mata Ara.

Ara yg mendapat perlakuan itu hanya diam tak berkutik, berbeda sekali dengan jantung nya yg sedang konser di dalam.

"CIEH YG UDAH SAH MAH BEDA!" Teriak Dion yg langsung membuat Razka berhenti menghapus air mata Ara, dan melihat kebawah panggung, ternyata semua orang menatapnya dengan tatapan menggoda.

"PEPET TERUS, JANGAN SAMPE KENDOR!" Shena teriak, membuat Ara langsung menatap nya kesal, kenapa teman-temannya tidak tau tempat sekali.

🕊️🕊️🕊️

Setelah acara Ara dan Razka disuruh untuk beristirahat dikamar Ara. Ara dan Razka memasuki kamar dengan Razka yg memegang bagian belakang gaun Ara.

Ara termenung melihat kamarnya yg sudah dihiasi dengan warna warni, dia tidak tau kapan orang-orang mendekorasi kamarnya ini, pasalnya sebelum keluar kamar, kamarnya masih biasa-biasa saja.

"Kenapa gak masuk?" Tanya Razka membuat Ara kaget.

Dengan cepat dia masuk dan duduk dipinggiran kasurnya "cape banget!" Keluhnya sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

Razka mengunci kamar Ara dan duduk disamping Ara, "kenapa Lo kunci?" Beo Ara bertanya.

Razka menaikkan satu alisnya menatap ke arah Ara "gue mau istirahat, gue gak mau di ganggu, Lo jangan mikir macem-macem!" Razka lalu berbaring di kasur Ara.

"Kok Lo tidur disini sih, terus gue dimana istirahatnya?" Kesal Ara melihat Razka yg seenaknya baring di kasur kesayangan ini.

Mata Razka yg sempat tertutup, kini terbuka lagi saat Ara mengomel.

"Disebelah gue! Kalo gak mau yah terserah" Razka menutup matanya kembali.

Ara sangat kesal dibuatnya, dengan malas dia ke kamar mandi, untuk melepaskan gaun nya yg super ribet ini.

Ara berusaha menurunkan resleting  yg ada dibelakangnya, tapi tidak bisa, dia sudah habis kesabaran, dan jalan satu-satunya adalah Razka.

"Kalo suruh dia, entar mesum ah!" Celetuk Ara dikamar mandi.

"Tapi kalo gak suruh, pasti nih gaun gak bakal terlepas!" Kesalnya, tidak ada jalan lain kecuali Razka.

Dengan pelan Ara berjalan menuju kasur dimana Razka sedang istirahat.

"Kak Razka" panggil Ara dengan suara pelan. Tidak ada sautan dari sang empu.

Dengan keberanian tinggi, Ara menoel-noel pipi Razka, dan berhasil, Razka bangun dengan matanya yg merah, ada sedikit rasa kasihan Ara kala melihat mata Razka yg sangat mengantuk ini, tapi gak ada pilihan lain, daripada gaun ini gak terlepas-lepas.

"Apa?" Tanya Razka dengan suara seraknya, sebenarnya ingin marah namun ia pending dulu, aelah di pending gak tuh.

"Bukain resleting gaun gue yg dibelakang dong, susah banget" keluhnya menatap Razka memohon.

Razka menautkan alisnya "susah banget bilang tolong?" Tanya nya, sontak membuat Ara kesal setengah mati.

Dengan senyum yg terpaksa "kak Razka tolong, bukain resleting gaun gue, karna gue gak bisa!" Sedikit ketus namun lembut.

"Balik Lo!" Suruh Razka kesal.

Dengan polosnya Ara berbalik, membiarkan Razka membuat resleting gaun nya.

Razka termenung saat melihat punggung Ara yg mulus, tangannya sangat gatal ingin menyentuhnya. Dia segera menepis pikirannya jauh-jauh, dengan pelan Razka menurunkan resleting gaun Ara, sambil menahan nafasnya.

Razka tidak tahan lagi, tangannya tidak tahan untuk tidak menyentuh punggung Ara,  saat ingin menyentuh punggung mulus Ara-

"Kak?" Ucap Ara yg membuat Razka segara menjauh kan tangannya dari punggung Ara.

"Udah?" Tanya Ara pelan.

"Udah!" Ketus Razka, lalu kembali berbaring.

"Makasih!" Sorak Ara lalu pergi ke kamar mandi.

"Hampir aja Raz!"

Gimana part ini?

Ig: resmayntii

ARAZKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang