[19] Sekamar

22K 1.2K 22
                                    

1k READERS🔥
Jangan lupa Vote ⭐ dan Komennya💬

19. Sekamar

"Ra gue sama yg lain pergi bentar yah," Razka yg melihat Ara yg sibuk dengan Hp nya.

Ara menoleh melihat Razka bingung, "kemana malem-malem?"

"Nongkrong Bentar."

Ara menganggukkan kepalanya, "ok" lanjutnya bermain hp.

Razka lalu menjulurkan tangannya kedepan Ara.

Ara mengeritkan keningnya bingung, "apa?"

"Salim anjir!" Ketus Razka kesal.

Ara memutar bola matanya, "Kudu banget?"

Razka mengangguk, Ara mendengus lalu menyalimi tangan Razka.

"Hati-hati!"

"Gak ada kiss?" Tanya Razka menaik-turunkan alisnya, duduk disamping Ara.

Mata Ara seketika membulat, "mesum amat!"

"Gak ada! Sana Lo!"

"Pelit amat!"

"Biarin!"

"Ra, sekali aja!"

"Gak!"

"Ara!" Razka merengek.

"Gak!"

Cup

Dengan secepat kilat Razka lari keluar kamar sebelum diamuk singa!

Ara yg bengong, dengan perlakuan Razka seketika sadar dan melihat Razka sudah tidak ada dikamar itu.

"KAK RAZKA!" Teriaknya yg masih bisa didengar Razka yg masih menuruni tangga. Untung aja Lea sama mommy nya lagi pergi.

Yah tadi dengan cepat Razka mengecup pipinya, jantung Ara bekerja dua kali lebih cepat, pipinya yg merah karena malu.

Pipi ini kurang ajar bgt!

"Awas aja Lo kak!" Kesal Ara memikirkan pelajaran apa yang nanti dia berikan untuk Razka.

🕊️🕊️🕊️

"Lama bener!" Sarkas Andi saat melihat Razka yg baru datang.

"Gue punya bini, makanya lama!" Razka yg duduk didekat Leo.

"Sombong amat!"

"Iri amat!"

"Anjir Lo Raz!" Ketus Dion yg membuat semuanya tertawa.

"Raz ada yg nantangin kita main basket," Leo yg memulai pembicaraan melihat Razka.

Razka melihat teman-teman nya, "siapa?"

"Varo beserta dayang-dayangnya," celetuk Yoga.

Razka berfikir sejenak, "Varo?"

Andi mengangguk, "iya murid sekolah sebelah."

Lagaknya dia tidak asing dengan nama Varo, tapi yasudah lah Razka tidak menghiraukannya.

"Yaudah! Besok dilapangan biasa, jam tujuh malam!"

"Ok, nanti gue kasih tau!"

Razka mengangguk, "awas aja besok kalian malu-maluin!" Melihat keempat temannya dengan sinis.

Dion meneguk liurnya kasar, "kita pasti menang!"

ARAZKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang