[30] Kebun Teh

16.5K 852 34
                                    

Haiii!!!
Jangan lupa untuk vote ⭐ dan Komennya 💬! Maaciw kerja samanya 🙂

Stay safe and healthy 🔥

•••

30. Kebun Teh

Ara terusik saat sinar matahari menerpa wajahnya, dia membuka matanya dan matanya langsung bertemu dengan mata Razka.

Cup

"Morning kiss," ucap Razka.

Ara tersenyum, "modus Mulu!" Lalu turun dari ranjang menuju kamar mandi.

Sekitar lima belas menit Ara keluar dari kamar mandi dan sudah rapi, dia lalu Melihat Razka yg masih betah diranjang.

"Kak bangun, katanya mau ke kebun teh,"

"Lima menit,"

"Kak!"

"Iya-iya," dengan terpaksa Razka bangun dan dengan langkah gontai menuju kamar mandi.

Ara membersihkan ranjang, dan menuju meja dimana dia menyimpan semua skincare nya.

Setelah selesai dengan ritual nya, Ara melihat pintu kamar mandi yg belum ada tanda-tanda Razka keluar dari sana,
"kak gue ke bawah duluan yah, Lo lama soalnya," Ucapnya lalu keluar dari kamar.

"Beli dimana?" Tanya Ara saat sampai dimeja makan dan melihat semuanya berkumpul.

"Ada ibu-ibu nawarin pas lagi jogging tadi,"

Ara mengangguk, lalu mengambil satu bungkus nasi kuning yg belum terbuka, dan langsung memakannya.

"Laki Lo mana?" Tanya Andi masih mengunyah.

"Masih mandi," ucap Ara yg diangguki semuanya.

"Jadi ke kebun teh kan?" Tanya Tania memastikan.

Ara mengangguk, "jadi, tunggu kak Razka dulu, soalnya kebun teh punya keluarga dia," diakhiri dengan cengiran khasnya, membuat siapa saja pasti terlena dengan Ara.

"Untung Lo bini bos, kalo bukan udah gue embat Lo!" Celetuk Dion reflek membuat Ara langsung melemparkan sendok ke wajah Dion.

"Becanda sumpah," Dion meringis saat sendok yg Ara lempar mengenai jidatnya dan sedikit berwarna merah.

"Rasain!" Olok Shena membuat semuanya tertawa.

Abang Dion sama author ajaa yok😭

•••

"Sejuk banget udaranya," ucap Tania saat sampai di perkebunan teh.

"Jadi gak mau pulang," Shena

"Gausah pulang Lo, tinggal aja disini," celetuk Dion.

"Bacot!" Ketus Shena.

Mereka semua mengelilingi kebun teh tersebut, mereka juga membantu memetik pucuk daun teh, serta mengobrol dengan para pekerja disana.

"Cape banget," keluh Ara sangat cape mengelilingi kebun teh itu.

"Iya nih, pegel banget kaki gue," Shena ikut mengeluh.

"Ada pondok tuh, neduh dulu yuk, gue cape sumpah," Tania yg menunjuk sebuah pondok kecil yg tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kuy lah, daripada Lo pada pingsan," Dion berjalan duluan diikuti lainnya.

"Sanggup jalan gak?" Tanya Razka mengelap wajah Ara penuh keringat.

ARAZKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang