[48] Badmood

14.5K 806 20
                                    

Udah 53k Readers nih😽 maaciw.

Happy Reading!

Susah banget tekan bintang Bray?

•••

48. Badmood

Bunyi Alarm mengusik tidur Ara, dia pelan-pelan membuka matanya. Hal yg pertama Ara liat adalah Razka yg masih terlelap. Dengan langkah gontai Ara berjalan menuju kamar mandi.

Sekitar 15 menit Ara keluar dari kamar mandi dengan pakaian sekolahnya.
Dia berjalan ke ranjang untuk membangunkan Razka.

"Kak, bangun," ucap Ara terus menggoyangkan badan Razka.

Razka terusik, dia membuka matanya perlahan melihat wajah kesal Ara.

Razka tersenyum singkat. "Pagi beb,"

"Pagi ndasmu, sana mandi sebelum gue bantai," ketus Ara.

Razka mengerucutkan bibirnya. "Galak amat pagi-pagi,"

"Gak usah bacot!"

Dengan perasaan kesal Razka berjalan menuju kamar mandi.

•••

"Gue masuk," pamit Ara lalu mengambil tangan Razka untuk menyalimi nya.

"Belajar yang baik calon Mama dari anak-anak kita nantinya,"

Ara memutar bola matanya. "Kerja yg benar, jangan jelalatan matanya kalo liat cewe seksi," lalu menutup pintu mobil dengan keras.

Razka terkekeh melihat Ara yg sudah memasuki gerbang sekolah.

"Ara!" Panggil seseorang yg membuat Ara membalikkan badannya.

Ara hanya menaikkan satu alisnya melihat Deni yg berlari menuju nya.

"Ke kelas bareng," sahut Deni masih dengan nafas yg ngos-ngosan.

Ara hanya mengangguk, dia berjalan menuju kelas diikuti oleh Deni.

"Berangkat sama siapa?" Tanya Deni, memecah keheningan.

"Kak Razka,"

"Masih pacaran?" Tanya Deni, membuat Ara langsung melihat nya dengan datar.

"Iya."

"Awet yah," celetuk Deni.

"Kenapa tanya begitu?" Tanya Ara dengan datar.

Deni meneguk liurnya kasar melihat wajah Ara. "Tanya doang,"

Ara mendengus, berjalan dengan cepat supaya tidak terus di tanya-tanya oleh Deni.

"Ra, Lo sama kak Raz-"

Plakk

Ara langsung menampar pipi Deni sedikit keras. Deni yg mendapat perlakuan itu membelalakkan matanya terkejut.

"Gue gak mood di tanya-tanya, maaf," lalu berlari ke kelasnya.

"Isss kesel banget gue, pengen robek mulut Deni," gerutunya sepanjang koridor.

ARAZKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang