Sebelas

109 18 1
                                    

Sudah satu bulan Hermione sekolah disini, dan selama satu bukan ini dia benar benar sibuk dengan semua kegiatan osisnya. Selama satu bulan ini juga Hermione mencoba untuk menghindari Draco, dan mengubur perasaannya dalam dalam. Namun, sehebat apapun dia menghindar tetap saja dia tak bisa jauh dari lelaki itu, dan perasaannya semakin besar. Ah sudahlah, Hermione benar benar menyerah untuk hal ini.

Dan hubungannya dengan Viktor Krum yang paling mengejutkan. Viktor benar benar gencar mendekatinya, namun Ginny selalu memarahi Hermione ketika Viktor mengajaknya keluar hanya untuk sekedar jalan atau makan. Ginny benar benar tak ingin Hermione berurusan dengan Viktor. Dan sudah satu bulan juga novel narnia milik Hermione berada ditangan Viktor.

Besok adalah acara seminar. Acara pertama dalam rangkaian DiesNatalis Hogwarts, semua panitia sudah menyiapkan acara ini dengan sangat baik.

Hari ini, mereka sedang berada di aula Hogwarts menyiapkan ruangan untuk digunakan pada esok hari, menyusun semua bangku, meja, papan tulis, proyektor, mic, sound system, konsumsi, semuanya.

"Tes tes 123.." ucap Theo mencoba mic

"Coba nyanyi Te!" teriak Ron dibelakang

"Oke jadi karna ada yang minta gue nyanyi, gue bakal nyanyi" ucap Theo bergema satu aula

"Aduh Ron gara gara Lo tau gak jadi dia nyanyi" protes Pansy

"Eh emang kenapa kalau gue nyanyi? Suara gue bagus tau ga!" ucap Theo

"Lun, kasih tau Lun" lirih Pansy kepada Luna

Luna tertawa karna Theo mulai bernyanyi tak jelas

"Theodore Nott!! Turun gak Lo!" teriak Pansy yang benar benar menyerah

"Berisik banget Lo bacott Theo turunn!!" teriak Astoria

"Yeuu sahabat sahabat gue ini ganggu aja aa Theo sedang pentas" ucap Theo malah meneruskan nyanyiannya

Hermione tertawa tak henti henti ketika mendengarkan Theo bernyanyi, dia pun menggelengkan kepalanya dan kembali fokus ke laptop dihadapannya

"Udah berapa banyak yang daftar?" tanya Draco tiba tiba duduk disebelah Hermione

Hermione masih gugup bila harus berbicara dekat dengan Draco. Tentu saja, semakin hari dia semakin cinta kepada Draco. Dan tak ada satupun yang tau tentang perasaannya ini

"Udah banyak sih, emm-- baru 200 orang, udah termasuk sama sekolah lain juga.. Lo yakin ruangan ini bakal muat?" tanya Hermione melihat sekeliling aula. Aula ini memang besar, bahkan sangat besar hingga bisa dijadikan untuk pernihakan, tapi tetap saja jika untuk dijadikan tempat seminar akan terlihat penuh dan sumpek

"Yakin, percaya aja. Tiap taun emang kaya gini ko" balas Draco

Hermione mengangguk dan kembali fokus dengan laptopnya

Draco kembali fokus kepada Theo yang masih bernyanyi dengan Astoria dan Pansy yang terus meneriakinya, sesekali Draco melirik Hermione dan tersenyum. Wajah Hermione tutupi oleh rambutnya yang tergerai kedepan

Jantung Hermione berhenti berdetak saat itu juga. Matanya membulat sempurna saat Draco secara tiba tiba menarik rambutnya dan menyelipkannya dengan rapi dibelakang telinganya

Jika Draco terus bersikap seperti ini. Bagaimana bisa dia melupakannya?

Hermione melirik Draco malu, dia tak bisa menyembunyikan pipinya yang memerah dan merapikan rambutnya

Draco tak berkata apa apa, dia kembali menatap Theo yang ada didepan. Sementara Hermione masih berkutat dengan perasaan campur aduknya, dia juga tak bisa berhenti tersenyum

Close To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang