Dua Puluh Sembilan

200 20 0
                                    

CLOSE TO YOU

••••

HAPPY READING♡


Tok tok tok

Hermione mengetuk pintu kamar Richard, dia tau Richard sedang ada didalam. Ayahnya itu sedang mengemasi semua baran barang miliknya dan milik Helena. Richard telah beres mengurus semua hal, dimulai dari penjualan rumahnya, pindahan sekolah Hermione, butik milik Helena yang akan diserakan kepada orang kepercayaan, dan juga pekerjaannya yang akan diurus di London.

"Masuk sayang" ucap Richard tanpa membuka pintu kamarnya, karna dia sedang benar benar sibuk

Hermione membuka pintu perlahan dan masuk kedalam kamar Richard. Kamarnya tampak begitu berantakan

"Daddy, maaf ya Mione lama keluarnya" ucap Hermione menyimpan tasnya dan mulai membantu Richard

"Gapapa sayang. Gimana? Udah ketemu temennya?"

"Udah Dad. Mione bantu packing baju Mama ya?"

Richard tersenyum dan mengangguk. Hermione mulai membuka kardus berukuran lumayan besar dan membuka lemari milik Helena.

"Banyak banget baju Mama, ini bener mau dibawa semua Dad ke London?" tanya Hermione yang bingung harus mengemas baju milik Helena mulai dari mana karna pasalnya baju milik ibunya ini benar benar banyak. Bahkan ada hingga 3 lemari

"Enggak sayang. Kamu pilih aja yang bener bener menurut kamu itu baju kesayangan Mama, selebihnya Dad ingin kasih ke orang yang lebih membutuhkan"

Hermione tertegun dan menoleh ke arah Richard. Dia tersenyum hangat lalu mulai mengemas baju milik Helena

"Kalau gitu baju Mione juga dong Dad?"

"Iya boleh, kamu pisahin aja My. Ehiya itu, ada kardus yang tulisannya 'Berbagi' nah baju yang menurut kamu masih layak, kamu simpen disana ya sayang"

"Siap Dad"

Kini keadaan pun hening, ayah dan anak itu sama sama sibuk dengan kegiatan mereka masing masing

"Mione bakal ketemu Angeline lagi Dad" ucap Hermione tiba tiba. Angeline adalah sahabat terbaiknya di London

Richard tertawa pelan, "Kadang emang hidup itu penuh kejutan ya. Baru 7 bulan kamu disini, kamu malah harus kembali lagi ke London. Seolah olah kamu tidak diizinkan untuk tinggal di Jakarta"

Hermione ikut tertawa mendengar perkataan Richard, "Iya Dad. Sedih banget jadi Mione"

"Gapapa, ini semua demi Grandma. Dan kamu juga kan bisa lanjut kuliah di Oxford dengan jurusan yang kamu impikan selama ini"

Hermione mengangguk mengerti, Oxford. Jujur, dia sebenarnya sudah mengubah mimpinya saat dia jatuh cinta kepada Draco. Mimpinya yang baru adalah, University of Hogwarts. Dia ingin selalu berada didekat Draco, bahkan untuk berfikiran balik ke London saja dia tidak pernah.

Tapi, semesta menamparnya dengan kenyataan yang sesungguhnya. Seakan semesta tidak mengizinkan dia untuk mengubah mimpinya, yaitu Oxford. Mulai dari luka, hingga perpisahan yang pahit. Semua benar benar membuatnya tertampar akan dunia yang cukup kejam.

Richard menyadari Hermione melamun dan gerakannya melambat, tatapannya hampa dan kosong memandang kardus yang ada didepannya.

"Kenapa My? Ada masalah?" tanya Richard membuyarkan lamunannya

"Engga Dad" balas Hermione singkat

"Bagaimana hubungan kamu dengan Draco? Semua baik baik aja kan My?" tanya Richard yang membuat Hermione kembali terhenti

Close To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang