Doyoung akhirnya berpamitan kepada teman temannya yang ada disitu untuk menjemput y/n.
Temen temannya juga mengiyakan ucapan Doyoung.
Dengan kecepatan sedang, Doyoung mengendarai motor nya menuju rumah y/n. Dalam lubuk hati nya ia sedikit khawatir dengan kondisi y/n yang hari hari ini nampak frustasi. Tak bersemangat,gampang panik dan lesu akibat Junghwan koma.
Benar benar jauh dari sikap y/n yang sebelumnya.
Seberharga itukah Junghwan bagi y/n?
***
Doyoung baru saja sampai di depan rumah y/n. Beberapa detik kemudian y/n keluar menghampiri Doyoung dengan pakaian yang sudah rapi. Ia segera menaiki motor Doyoung tanpa disuruh sang pemilik motor.
"Buruan" kata y/n singkat.
"Lo kenapa tadi kayak panik banget di chat??" Tanya Doyoung.
"YA JELAS KARENA-.....
y/n seketika berhenti berbicara mengingat mimpi nya tadi. Sebenarnya yang membuat ia panik adalah mimpi nya tadi. Bagaimana jika mimpi nya menjadi nyata?
"Akh udahlah ayo buruan berangkat" kata y/n dengan nada sebal.
Doyoung tanpa bertanya lagi langsung melajukan motornya menuju rumah sakit.
***
Sesampainya di rumah sakit y/n berjalan agak cepat bahkan mendahului Doyoung. Raut wajah panik jelas dari matanya. Tak sabar melihat kondisi Junghwan sekarang.
Y/n perlahan membuka pintu kamar ruangan Junghwan. Jantung nya berdetak lebih kencang sekarang. Perasaan nya terasa campur aduk entah itu baik atau buruk.
Pintu terbuka, dapat y/n lihat dari pintu Junghwan yang belun sadarkan diri dengan banyak alat bantu pernafasan di badannya.
Hati y/n sakit melihat orang yang ia cinta dengan kondisi seperti itu. Mengapa takdir membuat nya seperti ini?
Y/n kembali menutup pintu dan berjalan mendekat ke tempat tidur Junghwan.
Doyoung juga ikut masuk ke dalam ruangan mengikuti y/n. Teman temannya sudah pulang semua, info yang Doyoung dapat dari grup chatnya.
Doyoung menatap y/n dengan tatapan sendu tak tega melihat gadis itu sedih hingga sikapnya sedikit berubah.
Sedangkan y/n menggenggam tangan kanan Junghwan seraya menatap nya berharap Junghwan segera sadar dari koma nya. Mata nya berkaca kaca menahan tangis, sebenarnya ia tak mau menangis di depan Doyoung lagi.
Apa lagi perkataan Doyoung yang waktu itu masih terlintas dipikiran nya.
"Junghwan bangunn~ kapan lo mau tiduran terus kayak gini?" Ucap y/n lirih masih setia menggenggam tangan kanan Junghwan.
"Y/n lo udah makan?" Tanya Doyoung mengalihkan y/n.
"Belum" jawab y/n menatap Junghwan.
"Lo mau makan apa? Gw beliin" kata Doyoung. Y/n terdiam sejenak.
"Nasi goreng? Mie goreng? Nasi uduk? Fried chicken?" Tawar Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Kill My Love [✓]
Fanfiction❝Aku tak bisa membunuh cinta ku jikalau perasaan ku padanya masih ada❞ "Jika kamu adalah peluru, aku akan menembak diriku sendiri agar bisa memilikimu di dalam tubuhku" ~Junghwan. "Tak bisa ku pungkiri perasaan ini padanya. Tapi sayangnya Tuhan me...