38. Perkenalan

3.3K 540 106
                                    

Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter
With me everything is OK
Mother, how are you today?
(Maywood - Mother How Are You Today)

***

[Dear teman-teman seangkatan.
Assalamualaikum wr. wb.
Dimohon nanti jangan pulang dulu setelah jadwal terakhir. Ada yang mau bagi-bagi makanan. Nggak ikut rugi!
Demikian pengumuman pagi ini.
Wassalamualaikum wr. wb.]

Sebuah pesan Andro kirimkan ke grup angkatan. Balasan datang beruntun macam petasan rentengan. Isinya tentu saja berbagai pertanyaan, mulai dari siapa yang mau bagi makanan, dalam rangka apa, sampai boleh bawa ke kost-an apa nggak.

Andro menjawab dengan satu pesan singkat.

[Gelem melok, rak gelem yo wis!]

Disusul rentetan pesan suara dari teman-temannya, isinya nyaris sama, kalau bukan "huu", ya umpatan-umpatan sebagai candaan khas mahasiswa.

Usai jadwal UTS terakhir, Andro menuju ke tempat parkir untuk mengambil makanan dan minuman yang akan dinikmati bersama teman-teman seangkatan. Wahyudi dan beberapa teman yang laki-laki membantunya. Tiga box pizza sepanjang meja dosen, sepuluh box bolu gulung, entah berapa kilo jeruk dan anggur yang sudah siap makan, juga dua box besar berisi paket lengkap jajan pasar. Tiga kardus minuman turut pula meramaikan, masing-masing berisi susu uht plain, sari kacang hijau, dan air mineral.

Andro mengucapkan terima kasih kepada Salma. Istri cantiknya itu sudah cukup mahir membawa mobil. Dialah yang membawakan semua makanan dan minuman ke kampus. Mereka belanja sejak dua hari sebelumnya. Bolu gulung juga Salma sendiri yang membuatnya, dibantu Andro tentu saja. Dia pula yang membeli pizza sesaat sebelum meluncur ke kampus suaminya, supaya pizza masih hangat ketika disajikan.

Beberapa teman yang membantu Andro kenalkan kepada Salma. Istriku, dan sedang hamil. Begitu Andro menjelaskan dengan nada bangga. Tak khawatir teman-temannya mengagumi kecantikan Salma, sebab si perempuan kesayangan Andromeda menutup sebagian wajahnya untuk menyembunyikan itu semua. Andro tak pernah menyuruh, semua atas inisiatif Salma, yang tahu persis bagaimana posesif dan cemburunya Andro kalau dia pergi-pergi sendiri, meski perginya atas permintaan Andro juga, seperti kali ini.

Salma sama sekali tak mau diajak turun dari mobil, apalagi turut serta ke kelas Andro. Malu, demikian alasannya. Andro terkekeh, menyentil hidung Salma dengan gemas. Ucapan terima kasih mengalir deras. Sayangnya, Andro mendapatkan penolakan saat hendak menutup dengan kecupan mesra pada bibir yang selalu membuat hatinya memanas.

"Iya deh, aku tetep love you, Sal. Nggak pa-pa wis nggak boleh cium, daripada kamu muntah-muntah di sini." Andro tertawa. Ditepuknya lembut pipi kiri Salma.

"Nanti aku pulang sama Yudi. Kamu langsung pulang, ya. Kalau butuh ke mana-mana, nanti aja sama aku." Keduanya saling berpamitan. Andro bergegas menyusul teman-temannya kembali ke kelas.

"Ini nggak dimarahin dosen, Ndro ngadain pesta di kelas?" Yeni bertanya.

"Tenang, Yen. Ketua angkatan udah izin ke prodi. Asal nggak ngeganggu kelas yang dekat saja. Kelas juga nggak ada yang pakai lagi setelah kita." Jawaban Andro melegakan teman-teman yang sudah tak sabar menyikat habis makanan.

"Dalam rangka apa, Ndro? Jelasin dulu deh, takutnya ini makanan dalam rangka money laundrying, ternyata sumbernya nggak halal, terus kita semua diare." Satu suara asal bicara.

"Bener tuh, Ndro. Jangan sampai deh kenikmatan sesaat bikin WC jadi overload." Yang lain menimpali tak kalah ngawurnya.

"Heh, kon pancen asem kabeh," umpat Andro disusul gulungan kertas melayang ke deretan bangku belakang.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang