Yok manteman yang rajin ngasih vote-nya!!!😉
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pertandingan basket berakhir, para murid atau suporter meninggalkan lapangan, tinggal anak basket dan pelatihnya serta beberapa orang saja yang masih berada disana.Nasya dan sahabat-sahabatnya juga baru akan meninggalkan lapangan. Saat berbalik badan, hendak melangkah, langkahnya tertahan dengan adanya teriakan seseorang yang kedengaran berat. Suara itu terasa familiar di telinganya.
"Chaca!"
Deg. Panggilan itu, hanya satu orang yang memanggilnya dengan nama itu. Saat membalikkan badan tubuh Nasya menjadi kaku, matanya terasa berkaca-kaca, entahlah perasaannya saat ini sulit dijelaskan.
"K-kak Argan?"
Lelaki tersebut tersenyum sangat lebar. "Gue kira salah orang, tau-taunya beneran."
Nasya hanya tersenyum kaku.
"Halo Chaca! lama gak jumpa. Apa kabar?"
"B-baik k-kak."
Lelaki itu tertawa pelan. "Gugup banget, santai aja kali."
"Kak Argan apa kabar?" tanya Nasya sembari tersenyum canggung.
"Pastinya lebih baik setelah ketemu lo," jawaban Argan yang berdampak tidak baik kepada Nasya.
Beralih menatap tiga orang lainnya disana. "Kalian masih awet ternyata sahabatannya."
"Iya dong kak," jawab ketiganya kecuali Nasya.
Argan tertawa pelan.
"Sorry, gak bisa lama-lama. Temen-temen gue pada mau balik. Putri, Rara, Santi, sampai ketemu lagi, senang ketemu kalian lagi."
"Wah, masih ingat nama kita dong," celetuk Rara.
"Mana mungkin lupa," ucap Argan, lalu netranya beralih ke Nasya.
"Sampai jumpa lagi Chaca, walaupun cuma sebentar tapi, bisa obatin sedikit rasa rindu gue," ucap Argan tersenyum tulus.
Nasya terdiam beberapa detik, lalu menjawab dengan kikuk. "Ahh, i-iya kak."
Argan gemas dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus kepala Nasya yang tertutup kerudung sekolah.
"Gak berubah, masih gemesin," ucap Argan sebelum pergi meninggalkan ketiga gadis disana yang menunjukkan berbagai raut wajah berbeda.
Nasya menatap ketiga sahabatnya yang memberikan tatapan aneh menurutnya.
"Pada kenapa sih?"
Ketiganya langsung menggeleng. "Gak papa," jawab mereka dengan senyum penuh arti.
"Aneh," gumam Nasya.
Lain tempat, Daffa dan teman-temannya masih berada di lapangan.
"Weh Bayu! dapat darimana minuman sebanyak itu? Nyolong lo?!" tanya Dika ngegas ketika melihat Bayu berada agak jauh dari tempatnya. Emang Dika ini kalau sesuatu yang berhubungan dengan Bayu pasti disuudzonin dan ngegas terus.
"Enak aja, kagaklah," sangkal Bayu.
"Bantuin napa, jangan diliatin doang. Berat nih," ucap Bayu berjalan kepinggir lapangan, kedua tangannya membawa kantong plastik yang berisikan minuman.
"Tega bener lo pada, gak ada yang bantuin gue. Parah banget sih," ucap Bayu dramatis setelah sampai disana.
"Lebay lo, laki bukan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffa, My Cold Husband
Teen FictionNasya Syafa Nafeeza gadis cantik berwajah imut yang masih duduk di bangku SMA kelas XI di jodohkan dengan Daffa Dzaky Alfarizi teman satu sekolahnya, cowok dingin, cuek dan berwajah datar. Walaupun begitu dia cukup populer di sekolah karena dia adal...