16. Pertandingan basket

2.1K 197 25
                                    

Ada yang nungguin notif DMCH ?

Part sebelumnya belum mencapai target, tapi udah lama juga gak Up, yaudahlah... akhirnya update aja.

Sebelum Baca Jangan Lupa Tekan Bintang di Pojok Kiri Bawah, OK ^-^

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kantin yuk!" ajak Santi.

Rara berdiri dengan semangat. "Ayoo!"

"Boleh," ucap Putri.

"Heh! Kalian ini, bentar lagi bel," Tegur Nasya kepada ketiga sahabatnya yang sudah berdiri.

"Yaelah Cha, hari ini gak belajar kali," ucap Santi.

"Serius?"

"Iya."

"Lah kok bisa? guru pada rapat kah?"

Rara yang mendengar ketidak tahuan Nasya, buka suara. "Dih kudet. Nanti ada pertandingan basket, sekolah kita lawan sama sekolah lain. Kalo gak salah ada 2 sekolah nanti yang di lawan sama sekolah kita."

"Oohh, kok aku baru tau ya, hehe. Jadi hari ini free dong?"

"Iya. Dan tentunya bakalan pulang cepet," jawab Rara.

"Enak dong. Dapet info dari mana?"

"Mading sekolah," jawab ketiganya.

Nasya manggut-manggut. "Oh pantesan gak tau, aku gak pernah liat info di mading."

"Makanya, sekali-kali liat info," Semprot Putri.

"Siap laksanakan boss," kelakar Nasya.

"Okelah ayo ke kantin," ajak Nasya.

Sesampainya di kantin mereka membeli camilan dan air. Semua kantin berada di lantai satu dan cukup luas. Setiap kantin terdapat dua stand penjual, ada yang khusus menjual makanan ringan dan yang satunya menjual makanan berat, tentunya masing-masing menjual minuman juga.

"Banyak banget beli camilannya," komentar Rara yang ditujukan kepada Santi.

Santi mendelik tidak terima. "Heh sadar diri! kamu belinya lebih banyak dari aku."

"Kalian berdua sama aja. Yakin habis?" tanya Nasya.

Keduanya bungkam, tidak tau mau menjawab apa. Karena Santi dan Rara juga tidak bisa menjamin camilan yang dibelinya bakalan habis.

"Kan, aku bilang juga apa."

"Tapi ini snacks doang, kalo gak habis bisa di simpan," ucap Santi.

"Ho'oh bener tuh."

"Apaan sih! ikut-ikutan aja," protes Santi kepada Rara.

"Udah-udah. Kalian ribut mulu," ucap Nasya menghentikan perdebatan keduanya, jika tidak dihentikan tidak akan ada habisnya.

"Kenapa gak beli dua air?" tanya Putri yang sedari tadi hanya jadi penonton perdebatan keduanya.

"Lah buat apa?" tanya Santi heran.

"Gak ah. Nanti pengen pipis terus, kebanyakan minum," ucap Rara.

"Kebanyakan makan juga jadinya pengen bab," sindir Nasya.

"Bener juga sih," Rara berkata dengan polos.

"Bukan itu maksudnya, kan nanti banyak tuh pasti yang ngasih air sama Daffa, kalian gak mau juga?"

Oiya kenapa Nasya bisa lupa jika kedua sahabatnya ini menyukai Daffa. Keduanya bersaing secara sehat. Gimana ya kalau mereka tau hubungan dirinya dengan Daffa? Apakah mereka akan marah dan menjauhinya atau bahkan membencinya?

Daffa, My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang